Piala Dunia Qatar 2022
Negosiasi Gagal, Qatar Tolak Izin Pembukaan Kantor Konsulat Israel selama Piala Dunia 2022
Sumber Qatar mengonfirmasi kepada Alaraby Aljadeed bahwa permintaan pembukaan konsulat sementara ini datang melalui FIFA, bukan Israel.
TRIBUNTERNATE.COM - Jelang ajang sepakbola terbesar di dunia, Piala Dunia 2022, relasi antara Qatar dan Israel menjadi sorotan.
Terbaru, Qatar telah menolak permintaan Israel agar diizinkan untuk membuka konsulat sementara di wilayahnya selama Piala Dunia FIFA yang digelar pada 20 November-18 Desember 2022 mendatang.
Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah Israel juga mendesak Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) supaya menekan Doha demi memuluskan izin bagi pembukaan konsulat sementara.
Menurut media Israel sebagaimana dikutip dari Doha News, negosiasi antara Qatar dan Israel dalam hal izin pembukaan konsuler telah gagal.
Kanal i24NEWS milik Israel mengklaim beberapa hari yang lalu bahwa pembicaraan rahasia antara Doha dan Tel Aviv tengah dilakukan.
Meski demikian, sumber-sumber Qatar mengonfirmasi kepada Alaraby Aljadeed bahwa permintaan pembukaan konsulat sementara ini datang melalui FIFA, bukan Israel.
Sumber yang sama juga membantah adanya kontak langsung antara Israel dan Qatar.

Baca juga: Agar Warganya Bisa Nonton Piala Dunia 2022, Israel Lakukan Pembicaraan Langsung dengan Qatar
Baca juga: Ini Usaha Qatar Amankan Piala Dunia 2022 dari Teroris hingga Potensi Konflik Warga Israel dan Iran
Baca juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022, Qatar Disebut Tuai Banyak Kritikan Tak Berdasar Sejak 2009
Pada Juni 2022 lalu, FIFA mengumumkan bahwa sudah ada kesepakatan yang memungkinkan orang Israel untuk melakukan perjalanan dan menonton Piala Dunia di Qatar tanpa perlu visa.
Laporan tentang kantor konsuler untuk menangani segala urusan fans sepak bola dari Israel saat berada di Doha mengklaim bahwa, "Qatar menetapkan pembentukan negara Palestina untuk menormalkan hubungan dengan Israel."
Israel, sementara itu, sempat memiliki harapan untuk tetap membuka kantor konsuler di Qatar setelah turnamen Piala Dunia 2022 berakhir, dan dengan demikian memiliki pijakan tersendiri di Negara Teluk tersebut.
"Rasa cinta terhadap sepak bola dan olahraga menghubungkan orang-orang dan negara," kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid awal tahun ini.
"Dan Piala Dunia pada November nanti membuka pintu baru bagi kita untuk menghangatkan hubungan [dengan Qatar]," lanjutnya.
Baca juga: Warga Israel Dipaksa Akui Palestina untuk Nonton Piala Dunia, Qatar Dituding Penuh Kontroversi
Baca juga: Beritakan Piala Dunia 2022, Media Israel Ungkit Skandal Qatar hingga Hubungan Buruk FIFA dan Iran
Ingin Turnamen Apolitis, Qatar Desak Israel Izinkan Warga Palestina Menonton Piala Dunia 2022
Qatar telah meminta Israel untuk mengizinkan warga Palestina menghadiri turnamen Piala Dunia 2022.
Permintaan itu disampaikan dalam pembicaraan antar pejabat untuk mengantisipasi periode hubungan diplomatik terbuka antara kedua negara.
Meskipun Qatar tidak memiliki hubungan formal dengan Israel, Qatar dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan Tel Aviv untuk mengizinkan Israel membuka kantor konsuler.
Selain itu, pembicaraan tersebut juga membahas tentang sekitar 10.000 penggemar sepak bola Israel yang diperkirakan akan melakukan perjalanan untuk melihat Piala Dunia 2022.
Jika nanti jadi dibuka, kantor konsuler itu diperkirakan akan tutup setelah turnamen berakhir.
Menurut Haaretz, sumber yang diberi arahan tentang percakapan antara Qatar dan Israel, Doha ingin menghadirkan turnamen sepak bola yang apolitis.
Oleh karena itu, Qatar berupaya untuk memastikan akses penuh baik bagi Israel maupun Palestina.
Persetujuan Doha mengenai akses warga Israel sejalan dengan semangat tersebut, dan tentunya Israel diharapkan akan memberi balasan yang sama, sebagaimana dikutip dari middleeastmonitor.com.
Israel memang memiliki kendali penuh atas pergerakan warga Palestina yang masuk dan keluar dari wilayah pendudukan.
Sementara, membatasi pergerakan adalah salah satu alat utama yang digunakan oleh Israel untuk menegakkan rezim pendudukannya.
Ini berarti bahwa membatasi pergerakan dapat mencegah, atau mengizinkan, warga Palestina bepergian ke Piala Dunia 2022.
Padahal, warga Israel, termasuk 750.000 orang yang tinggal di pemukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki, dapat keluar-masuk wilayah pendudukan itu tanpa hambatan.
Hingga kini, masih belum pasti berapa banyak warga Palestina yang akan diizinkan melakukan perjalanan ke Qatar dan, yang lebih penting, bisa kembali ke tanah air mereka.
Sebuah sumber mengatakan, Qatar menjadikan permintaan mereka sebagai mediator antara Israel dan Otoritas Palestina.
Apalagi ada insiden beberapa tahun yang lalu, di mana Israel mencegah tim nasional sepak bola Palestina untuk berpartisipasi dalam babak kualifikasi AFC Asian Cup yang juga diadakan di Qatar.
Hubungan antara Qatar dan Israel telah meningkat selama beberapa tahun.
Namun, tidak ada indikasi bahwa Doha akan meningkatkan hubungannya dengan Tel Aviv sampai ada kemajuan signifikan dalam mengakhiri pendudukan ilegal atas Palestina.
(TribunTernate.com/Rizki A.)