Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Anak dan Istri Menangis Rumah Dirobohkan Rentenir, Ditinggal Cari Uang untuk Bayar Utang Rp 1,3 Juta

Undang adalah warga Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut

Editor: Ifa Nabila
TribunJabar.id/Istimewa
Rumah Undang di Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat proses perobohan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Seorang pria bernama Undang (47) mengalami nasib nahas.

Rumah warisan dari orangtuanya dirobohkan oleh rentenir lantaran ia belum membayar utang.

Padahal, saat itu Undang tengah pergi ke luar kota untuk mencari pekerjaan agar bisa membayar utang Rp 1,3 juta tersebut.

Baca juga: Lari Ketakutan karena Ada Orang Mabuk Bawa Senjata, Pria Labuan Bajo Malah Tewas Terjatuh

Undang adalah warga Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Akibat belum bisa membayar, rumah biliknya dirobohkan dia saat pergi.

Rumah warisan dari orang tuanya itu kini rata dengan tanah.

Baca juga: Polwan Selingkuh dengan 2 Polisi Sekaligus, Suami Sah yang Juga Polisi Nekat Aniaya Istri

Dia pun hanya bisa mengelus dada atas peristiwa tersebut.

"Itu rumah warisan dari ayah saya. Waktu dirobohkan saya dan istri lagi tidak ada. Pas pulang lihat rumah sudah rata. Istri saya menangis, anak saya menangis," ujar Undang saat ditemui Tribunjabar.id, Sabtu (17/9/2022).

Saat peristiwa perobohan rumahnya pada 10 September 2012, Undang dan istrinya sedang berada di Bandung untuk mencari pekerjaan.

Dia mencari kerja agar dapat uang guna melunasi utang ke rentenir.

Selama ini, Undang bekerja serabutan. Sementara istrinya bekerja sebagai asisten rumah tangga di kawasan Ujungberung, Kota Bandung.

Baca juga: Calon Pendeta yang Cabuli 14 Gadis Ternyata Juga Rekam Aksinya, Video Digunakan untuk Ancam Korban

"Anak saya satu laki-laki usia 10 tahun dibawa juga ke Bandung, bantu-bantu juga," ucapnya.

Selama di Ujungberung, ia bekerja di satu tempat pangkas milik orang lain, namun bukan sebagai pekerja tetap melainkan sebagai pembantu.

Ia mendapatkan konsumen pangkas rambut hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Ikut saja di tempat orang lain, paling dapat tiga kepala (konsumen)," ucapnya.

Undang tidak menyangka urusannya dengan seorang rentenir berakhir pilu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved