Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Gas Air Mata Langgar Aturan FIFA, Ternyata Indonesia Bisa Lolos dari Sanksi Tragedi Kanjuruhan?
Dalam aturan FIFA disebutkan bahwa penggunaan gas air mata untuk menertibkan massa adalah sebuah pelanggaran.
TRIBUNTERNATE.COM - Penggunaan gas air mata dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022), bisa jadi termasuk pelanggaran aturan FIFA.
Dalam aturan FIFA disebutkan bahwa penggunaan gas air mata untuk menertibkan massa adalah sebuah pelanggaran.
Namun, apakah Indonesia masih bisa lolos dari sanksi FIFA terkait gas air mata yang ditembakkan seusai pertandingan Arema FC melawan Persebaya tersebut?
Baca juga: Kapolda Jatim Sebut Gas Air Mata di Kerusuhan Kanjuruhan Sesuai Prosedur, padahal Pelanggaran FIFA
Security Officer di Asian Football Confederation (AFC) Nugroho Setiawan berpendapat, aturan tentang FIFA Stadium Safety and Security bisa saja menggunakan pendekatan yang berbeda-beda.
Lewat cara pandang itu, FIFA tidak akan serta-merta langsung memberikan sanksi ke Indonesia terkait penggunaan gas air mata dalam cara mengendalikan massa.
Baca juga: Dilarang FIFA, Polisi Tetap Pakai Gas Air Mata di Kanjuruhan: Anggaran Nyaris Rp 1 T dalam 5 Tahun
Menurut Nugroho, ada lebih 200 anggota FIFA, dan setiap anggota memiliki pendekatan kultur yang berbeda-beda.
Lebih lanjut dalam Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan menilai bahwa penggunaan gas air mata oleh aparat disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antara PSSI dan aparat.
"Kita tidak bisa langsung menyalahkan aparatnya karena peraturan FIFA ini kan dibuat senetral mungkin, segenerik mungkin untuk mengakomodasi seluruh kepentingan anggota asosiasi," ujar Nugroho Setiawan dikutip SuperBall dari ABC News.com.
"Ada 200 lebih sekarang anggotanya, setiap negara pasti berbeda pendekatannya."
"Nah, kita bicara kewenangan public authority, dalam hal ini kepolisian, yang punya landasan hukum sendiri."
Baca juga: Viral Video-video Kekerasan TNI kepada Suporter di Kanjuruhan, Andika Perkasa: Kirim ke Kami
"Sementara FIFA juga punya batasan. Ini harus dikomunikasikan. Mungkin komunikasi ini, kesamaan persepsi yang saya sampaikan tadi belum tercapai dengan baik."
Menurut pria yang memiliki lisensi FIFA tersebut, saat ini yang paling penting adalah mencari solusi atas Tragedi Kanjuruhan.
Agar ke depan tidak terjadi masalah serupa, maka Nugroho menyarankan pada semua pihak untuk duduk bersama.
Para stakeholder sepak bola Indonesia harus duduk bersama, kemudian menyamakan persepsi.
"Stakeholder pengamanan yang utama dalam hal ini kan Kepolisian negara, kemudian ada kepentingan dari industri sepak bola. Ini harus disamakan dulu."
