Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Polri Klaim Tak Masalah, Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluarsa Justru Bisa Lebih Berbahaya
Pihak kepolisian pun telah membenarkan, ada gas air mata yang telah kedaluarsa yang ditembakkan di Stadion Kanjuruhan.
Menurut Dedi, masyarakat tak boleh menyamakan kedaluwarsa gas air mata dengan kedaluwarsa bahan makanan.
"Di dalam gas air mata memang ada kedaluwarsa atau expirednya. Rekan-rekan harus beda membedakan, ini kimia beda dengan makanan. Kalau makanan ketika kedaluarsa makanan itu ada jamur ada bakteri yang bisa mengganggu kesehatan," kata Dedi di Kantornya, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).
Baca juga: Misteri Pintu 13 Stadion Kanjuruhan: Dibuka pada Menit ke-85, tapi Terkunci Saat Ricuh Terjadi
Dedi menuturkan bahwa gas air mata justru berbanding terbalik dengan bahan makanan.
Gas air mata yang kedaluwarsa justru mengurangi dari efektivitas partikel kimia yang ada di gas air mata.
"Kebalikannya dengan zat kimia atau gas air mata ini, ketika dia ekspired justru kadar kimianya berkurang. Sama dengan efektifitas gas air mata ini, ketika ditembakan dia tidak bisa lebih efektif lagi," ungkapnya.
"Kalau misalnya dia tidak expired, dia ditembakkan ini kan partikel cs ini kan akan menjadi partikel seperti serbuk-serbuk bedak. Ditembakan jadi ledakan di atas. Ketika terjadi ledakan di atas, maka (gas air mata kedaluwarsa) akan timbul partikel yang lebih kecil lagi yang dihirup kemudian kena mata mengakibatkan perih," sambungnya.
Dengan kata lain, Dedi menyatakan bahwa zat kimia dalam gas air mata semakin menurun seiring dengan masa waktu kedaluwarsa barang tersebut.
"Jadi kalau sudah expired justru kadarnya dia berkurang zat kimia, kemudian kemampuannya juga akan menurun," ucapnya.

Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluarsa Bisa Lebih Berbahaya
Profesor Kimia dari Simón Bolívar University, Venezuela, Mónica Kräuter, menemukan bahwa gas air mata kedaluwarsa lebih berbahaya daripada gas air mata yang belum kedaluwarsa.
Melansir dari National Geographic Indonesia dalam Grid.id, setelah melewati masa kedaluwarsa, berbagai komponen dalam gas air mata akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Awalnya, hal ini diduga akan menurunkan efektivitas gas air mata apabila digunakan.
Tetapi, alih-alih mengurangi efektivitasnya, senyawa-senyawa gas air mata yang kedaluwarsa justru dapat terurai menjadi gas sianida, fosgen, dan nitrogen, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya.
Mónica menemukan bahwa senyawa hasil penguraian gas air mata bersifat racun bagi manusia.
Jika jumlahnya kecil, gas sianida dapat larut dengan mudah oleh selaput lendir. Namun, apabila Anda terpapar dalam jumlah besar, sel tubuh akan mengalami kesulitan menggunakan oksigen untuk menjalankan fungsinya dan merusak berbagai organ tubuh.