Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Polri Klaim Tak Masalah, Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluarsa Justru Bisa Lebih Berbahaya

Pihak kepolisian pun telah membenarkan, ada gas air mata yang telah kedaluarsa yang ditembakkan di Stadion Kanjuruhan.

Tribun Jatim/Purwanto
Suporter Arema FC, Aremania turun ke dalam stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk ke lapangan usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. 

Sementara itu, fosgen disebut-sebut sebagai salah satu gas yang paling berbahaya. Gas ini tidak berwarna ataupun berbau sehingga sulit dideteksi. 

Apabila berinteraksi dengan tubuh, fosgen akan menyebabkan iritasi, sesak napas, batuk parah, hingga yang terburuk mengganggu fungsi jantung.

Di sisi lain, nitrogen adalah gas yang menyusun 78 persen atmosfer bumi. 

Akan tetapi, gas ini hanya aman jika bercampur dengan oksigen dalam jumlah tertentu. Gas nitrogen murni amat berbahaya karena dapat menghambat penggunaan oksigen di dalam sel tubuh.

Saat gas air mata ditembakkan, gas yang keluar akan langsung bereaksi dan menimbulkan sensasi terbakar pada mata, saluran pernapasan, kulit, dan berbagai organ tubuh lainnya.

Penggunaan gas air mata memang efektif untuk meredam dan membubarkan aksi massa yang membeludak. Namun, penggunaannya tetap berpengaruh pada kesehatan. 

Kedaluwarsa ataupun tidak, gas air mata tetap menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.

Gas air mata bekerja dengan cara mengiritasi selaput lendir pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. 

Efek gas air mata biasanya terasa dalam 30 detik setelah terpapar. Gejala pertama yang akan Anda rasakan adalah mata perih disertai keluarnya air mata.

Setelah itu, paparan gas air mata juga akan menyebabkan sesak napas, nyeri dada, iritasi kulit, serta produksi air liur berlebih. 

Paparan yang lebih berat bisa berdampak pada sistem pencernaan, umumnya menyebabkan muntah dan diare.

Terdapat tiga jenis gas air mata yang kini umum digunakan, yakni gas CS (chlorobenzylidenemalononitrile), gas CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica yang digunakan sebagai senjata pertahanan individual. 

Artikel ini telah tayang di Kompas TV dan Tribunnews.com:

Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluwarsa Lebih Berbahaya, Komponennya Bisa Jadi Gas Sianida

Tragedi Stadion Kanjuruhan, Polri Klaim Penggunaan Gas Air Mata Kedaluwarsa Tak Masalah

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved