Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kasus Tewasnya Brigadir J

Ngaku Menangis Dengar Putri Candrawathi Dilecehkan Brigadir J, Ferdy Sambo Malah Pergi Badminton

Setelah mendengar kabar pelecehan, Ferdy Sambo malah hendak pergi ke lapangan untuk bermain badminton.

Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Tindakan janggal dilakukan oleh Ferdy Sambo yang mengaku menangis setelah mendengar istrinya, Putri Candrawathi, dilecehkan oleh Brigadir J. 

TRIBUNTERNATE.COM - Tindakan janggal dilakukan oleh Ferdy Sambo yang mengaku menangis setelah mendengar istrinya, Putri Candrawathi, dilecehkan oleh Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku mendapat pelecehan saat di Magelang.

Setelah mendengar kabar itu, Ferdy Sambo malah hendak pergi ke lapangan untuk bermain badminton.

Baca juga: Ferdy Sambo Disebut Tak Perintah Bharada E Bunuh Brigadir J: Disuruh Menghajar tapi Malah Ditembak

Ferdy Sambo disebut tidak berniat ke rumah di Duren Tiga untuk membunuh Brigadir J.

Hal tersebut diungkapkan eks juru bicara KPK yang menjadi kuasa hukum Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, yakni Febri Diansyah dalam konpers di Jakarta Pusat yang ditayangkan di akun Kompas TV, Rabu (12/10/2022).

Ia menjelaskan ada tiga fase dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan kliennya dengan diotaki Ferdy Sambo.

Baca juga: Ferdy Sambo Sebut Putri Candrawathi Tak Bersalah dan Tak Melakukan Apa-apa: Istri Saya Korban

Dalam fase pertama yang disebut Febri Diansyah adalah fase rangkaian peristiwa, ia memaparkan kronologi pokok peristiwa dan situasi batin Ferdy Sambo sebelum sampai akhirnya pembunuhan terhadap Brigadir J terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, terjadi 8 Oktober 2022 lalu.

Anehnya, Febri Diansyah memaparkan bahwa dalam kondisi Ferdy Sambo yang penuh emosional dan menangis karena mendengar laporan istrinya Putri Candrawathi, Ferdy Sambo justru hendak menuju lapangan badminton untuk bermain badminton dan disebut tak berniat ke rumah di Duren Tiga.

Menurut Febri Diansyah, saat akan menuju lapangan badminton, Ferdy Sambo yang melewati rumah dinasnya di Duren Tiga beberapa meter, meminta sopirnya memundurkan kendaraannya. Kemudian Ferdy Sambo turun dan meminta klarifikasi ke Brigadir J, hingga akhirnya pembunuhan terhadap Brigadir J terjadi.

Karena ketidaksengajaan ke rumah di Duren Tiga itu, Febri Diansyah mengklaim tidak ada perencanaan bahwa Ferdy Sambo akan membantai Brigadir J di rumah dinasnya tersebut.

Baca juga: Ferdy Sambo Bintang Dua padahal Tak Pernah Jabat Kapolda, Irjen Ricky: Dia Pintar Jilat Muka

Pernyataan Febri Diansyah ini sangat jelas menunjukkan, bertujuan agar Ferdy Sambo lolos dari dakwaan pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati.

"Pada fase pertama kita bisa melihat 3 lokasi. Satu, lokasi di rumah Magelang, peristiwa pada tanggal 4 dan 7 Juli," kata Febri Diansyah.

Menurutnya ada rangkaian peristiwa yang bisa dijelaskan di tanggal 4 dan 7 Juli itu secara detail, tapi nanti akan disampaikan dalam proses persidangan.

"Yang kedua Ibu Putri ditemukan oleh saksi S dalam keadaan tidak berdaya dan setengah pingsan atau nyaris pingsan di depan kamar mandi lantai dua," ujarnya.

Menurutnya di depan kamar Putri Candrawathi ada kamar mandi dan kemudian ada tumpukan kain kotor di dekat kamar mandi tersebut.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved