Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Kisah Pilu Andi, Korban Kanjuruhan yang Meninggal setelah 16 Hari di RS, Tinggalkan 2 Anak Masih SD
Seorang Aremania bernama Andi Setiawan (33) mengembuskan napas terakhir setelah 16 hari dirawat di rumah sakit.
"Saya sempat lihat kondisi anak saya di rumah sakit. Tapi keadaannya sudah gak sadar. Katanya sempat terinjak-injak sama orang banyak," terangnya.
Dalam sehari-hari, Andi berprofesi sebagi juru parkir di daerah Singosari Kabupaten Malang.
Saat libur, dia membantu orang tuanya mencari rongsokan di sungai yang tak jauh dari rumahnya.
Teman Andi, Depi mengatakan, bahwa Andi merupakan pribadi yang baik dan ramah kepada semua orang.
"Dulu Andi ini pernah parkir sama saya. Terus informasinya saat ini juga parkir. Secara pribadi orangnya baik," ucapnya.
Depi juga tak menyangka harus kehilangan teman lamanya itu.
Dia mengetahui informasi Kematian Andi dari rekan-rekan sesama Aremania .
"Awalnya saya tahu kalau dia dirawat di celaket (RSSA). Tapi tadi dikabari sudah gak ada. Makannya tadi langsung ke sini," tandasnya.
Andi Setiawan (33 Tahun) warga Jalan Kolonel Sugiono III C meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang pada Selasa (18/10/2022).
Almarhum meninggal dunia, usai 16 hari menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSSA Malang.
dr Eko Novianto Spesialis Anastesi dan Perawatan Intensif ICU RSSA Malang mengatakan, korban meninggal dunia setelah kondisinya mengalami penurunan sejak dibawa ke rumah sakit.
Korban Tragedi Kanjuruhan Malang ini mengalami luka memar di bagian paru-paru, serta mengalami patah tulang iga dan patah tulang paha sebelah kanan.
"Korban dibawa ke RSSA Malang pada tanggal 2 Oktober pukul 03.00 WIB dengan kondisi yang sudah kritis dengan penurunan kesadaran. Kami dapatkan ada cedera di beberapa tempat. Multiple trauma," ucapnya.
dr Eko mengatakan, saat menjalani perawatan di ruang ICU, kondisi korban belum stabil, hingga meninggal dunia sekitar pukul 13:20 WIB.
Tim dokter RSSA Malang sampai memberikan alat bantu pernapasan (ventilator) untuk menjamin ketersediaan oksigen kepada korban.
"Kondisi korban yang tidak stabil jadi kami belum memungkinkan untuk melakukan operasi. Jadi kami memberikan tindakan penanggulangan seperti patah tulang yang dialami korban," terangnya.
(TribunJatim.com/Rifki Edgar)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Curhat Pilu Ibunda Aremania yang Meninggal seusai Dirawat 16 Hari, Hanya Pasrah: Dia Selalu Menonton