Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Resesi 2023

Dosen Unhas Sebut Nasib Pendidikan Anak-anak Warga Miskin Terancam Terputus saat Resesi Global 2023

Dosen ekonomi Unhas buka suara soal dampak terhadap masyarakat luas jika resesi global 2023 terjadi.

Editor: Ifa Nabila
Tribunnews/Jeprima
Dosen Ekonomi Bisnis Unhas sekaligus Komisaris Utama PTPN IX, Dr Muhammad Syarkawi Rauf menyampaikan soal dampak dari resesi global terhadap masyarakat luas. Masyarakat yang paling merasakan dampaknya adalah warga miskin atau tidak mampu, khususnya dalam sektor pendidikan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Meski banyak pihak menyatakan Indonesia aman dari ancaman resesi global 2023, namun dampak dari penurunan perekonomian dunia masih dirasakan oleh Indonesia.

Satu di antaranya adalah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang kini mengalami kenaikan harga.

Dikutip dari tayangan Live Tribun VIP, jika harga komoditas semakin mahal, masyarakat yang paling merasakan dampaknya adalah warga miskin atau tidak mampu, khususnya dalam sektor pendidikan.

Baca juga: IMF Prediksi Indonesia Bakal Aman di Tengah Ancaman Resesi Global 2023

Baca juga: Berkaca dari Prediksi IMF, Sri Mulyani Ungkap Strategi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi Global 2023

Analisis ini disampaikan oleh Dosen Ekonomi Bisnis Unhas sekaligus Komisaris Utama PTPN IX, Dr Muhammad Syarkawi Rauf.

"Masyarakat miskin kita itu konsumsinya, pengeluarannya lebih banyak digunakan untuk konsumsi makanan," ujar pria yang akrab disapa Awi tersebut dalam Tribun VIP, 22 Oktober 2022.

"Hanya kurang dari 30 persen untuk konsumsi lain-lain, misalnya pendidikan dan kesehatan."

Awi menjelaskan, kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah, khususnya pemerintah daerah.

"Jangan sampai ancaman resesi itu berpengaruh terhadap sektor pendidikan di setiap rumah tangga," kata Awi.

Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi 2023, Ridwan Kamil: Dunia Gelap, Indonesia Tetap Terang Benderang

Awi menyampaikan, pemerintah harus memiliki rencana untuk mengantisipasi kemungkinan anak-anak miskin putus sekolah, semisal karena tidak mampu membayar uang bulanan atau SPP.

"Dalam situasi krisis, situasi resesi, pasti yang paling pertama dikorbankan oleh mereka adalah pendidikan," jelas Awi.

"Fokus yang penting bisa bertahan hidup, bisa makan dulu, pendidikan nomor dua jadinya."

Awi mengatakan, pemerintah harus memerhatikan baik sekolah negeri maupun swasta.

Sebagai informasi, dikutip dari Kompas, definisi resesi menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

Kondisi ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Baca juga: Gubernur BI Ungkap Stabilnya Ekonomi Indonesia Dibanding Negara Lain di Tengah Ancaman Resesi 2023

Secara garis besar, resesi menimbulkan tiga dampak negatif.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved