Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Resesi 2023

Ditanya Media Asing soal Ancaman Resesi Global, Jokowi Tegaskan Indonesia Stabil: Eling lan Waspada

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia akan stabil meski kondisi ekonomi global tengah labil dan terancam mengalami resesi.

Youtube/BBC News
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal isu resesi global saat menjalani wawancara eksklusif bersama BBC, Sabtu (12/11/2022). 

TRIBUNTERNATE.COM - Kondisi perekonomian dunia saat ini diketahui tengah tidak stabil.

Labilnya perekonomian global dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari konflik Rusia-Ukraina, ketegangan di Taiwan, hingga sanksi ekonomi negara-negara Eropa hingga Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia.

Di tengah runyamnya ekonomi global, Indonesia disebut masih dalam kondisi stabil.

Hal ini dinyatakan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menjalani wawancara eksklusif yang tayang dalam YouTube BBC News, Sabtu (12/11/2022).

Awalnya Jokowi ditanya oleh BBC apakah dirinya merasa khawatir terkait naiknya biaya hidup di Indonesia.

"Di Indonesia, harga masih terkendali," tegas Jokowi.

Jokowi menjelaskan bahwa inflasi terakhir berada di angka 5,9 persen, selanjutnya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua masih di angka 5,44 persen.

"Masih sangat baik dan IMF mengatakan, Indonesia adalah titik terang di tengah kondisi ekonomi dunia yang suram," ujar Jokowi.

Baca juga: Jadikan Krisis Peluang, Bos Sido Muncul Ungkap 3 Tips Hadapi Resesi: Pertama, Nggak Utang di Bank

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Sebut KTT G20 di Bali Bisa Jadi Solusi Hadapi Ancaman Resesi Global 2023

Baca juga: Bossman Mardigu Ingatkan Jangan Tergiur Aset hingga Saham Murah saat Resesi 2023 Mengancam

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal isu krisis global saat menjalani wawancara eksklusif bersama BBC, Sabtu (12/11/2022).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal isu krisis global saat menjalani wawancara eksklusif bersama BBC, Sabtu (12/11/2022). (Youtube/BBC News)

Kemudian, BBC menyebutkan bahwa krisis global banyak dipicu oleh faktor yang berada di luar kekuasaan Sang RI 1.

Menjawab hal tersebut, Jokowi menjelaskan pihaknya sudah bersiap-siap dengan meminta para menteri bersiaga.

"Oleh sebab itu harus kita jaga dan kita harus bersiap-siap," kata Jokowi.

"Selalu eling lan waspodo, ingat dan selalu waspada karena semua harus berjaga-jaga," ujar Jokowi.

Jokowi menerangkan kondisi fiskal harus sehat, begitu pula dengan kondisi moneter yang harus bisa berdampingan demi terjaganya situasi ekonomi.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut 97 Persen Analis Keuangan Dunia Yakin Indonesia Tak akan Alami Resesi

Baca juga: Moeldoko Sarankan Masyarakat Belanjakan Uang untuk Hadapi Ancaman Resesi Global 2023

Presidensi G20

Sebelumnya diberitakan, hanya dalam hitungan hari, para pemimpin negara G20 akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada 15-16 November 2022.

Seperti yang diketahui, penyelenggaraan KTT G20 kali ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia mengingat situasi geopolitik internasional yang tengah memanas karena adanya konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dikutip dari Instagram resminya @smindrawati, Menteri Keuangan Sri Mulyani justru berharap bahwa momen KTT G20 di Bali nanti dapat menjadi solusi bagi masalah perekonomian dunia.

Sri Mulyani menyampaikan saat ini masalah perekonomian global disebabkan mulai dari pandemi Covid-19, krisis pangan dan energi karena konflik Rusia-Ukraina serta ketegangan yang terjadi antar negara.

Masalah-masalah tersebut merupakan penyumbang melambatnya perekonomian di tahun 2023 yang akan menyebabkan terjadinya resesi.

Sri Mulyani menjelaskan, apabila KTT G20 di Bali dapat terlaksana dengan baik maka dapat dimanfaatkan sebagai forum bagi para pimpinan negara untuk berkomunikasi menyelesaikan masalah ekonomi global.

Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Sri Mulyani:

"Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 - pertemuan para pemimpin negara G20 akan diselenggarakan di Bali 15-16 November 2022.

Dunia sedang menghadapi berbagai krisis yang rumit dan berbahaya : Dampak berkepanjangan Pandemi Covid-19, Krisis Pangan dan Energi akibat Perang di Ukraina dan ketegangan geopolitik dan disrupsi rantai pasok global; inflasi melonjak; pengetatan moneter dan kenaikan suku bunga; penguatan mata uang US Dollar dan perlemahan ekonomi global. Dunia juga sedang menghadapi ancaman perubahan iklim serta teknologi digital yang membawa perubahan sangat besar.

Berbagai masalah dan krisis di atas tidak akan mampu diatasi oleh negara mana pun secara sendiri. Kerjasama dan kolaborasi adalah keharusan.

KTT G20 di Bali diharapkan dapat mengembalikan semangat awal G20 sebagai forum utama kerjasama ekonomi global yang efektif menyelesaikan krisis ekonomi dunia yang makin pelik dan rumit. G20 Leaders diharap dapat bekerja sama dan kerja bersama berbagai lembaga internasional (organisasi multilateral) memberikan solusi bagi krisis dunia.

Semoga suasana Bali mampu menciptakan semangat kerjasama global agar dunia dapat pulih bersama dan pulih lebih kuat (Recover together - Recover Stronger)."

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved