Menkeu Sri Mulyani Sebut KTT G20 di Bali Bisa Jadi Solusi Hadapi Ancaman Resesi Global 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap bahwa momen KTT G20 di Bali nanti dapat menjadi solusi bagi masalah perekonomian dunia.
TRIBUNTERNATE.COM - Hanya dalam hitungan hari, para pemimpin negara G20 akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada 15-16 November 2022.
Seperti yang diketahui, penyelenggaraan KTT G20 kali ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia mengingat situasi geopolitik internasional yang tengah memanas karena adanya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Dikutip dari Instagram @smindrawati, Menteri Keuangan Sri Mulyani justru berharap bahwa momen KTT G20 di Bali nanti dapat menjadi solusi bagi masalah perekonomian dunia.
Baca juga: Bossman Mardigu Ingatkan Jangan Tergiur Aset hingga Saham Murah saat Resesi 2023 Mengancam
Baca juga: Sandiaga Uno Beri Tips untuk Anak Muda yang Ingin Mulai Usaha di Tengah Ancaman Resesi Global 2023
Baca juga: Hadapi Resesi 2023, Menkeu Sri Mulyani Tegaskan Bantuan Sosial Masih Tetap Diberikan
Sri Mulyani menyampaikan saat ini masalah perekonomian global disebabkan mulai dari pandemi Covid-19, krisis pangan dan energi karena konflik Rusia-Ukraina serta ketegangan yang terjadi antar negara.
Masalah-masalah tersebut merupakan penyumbang melambatnya perekonomian di tahun 2023 yang akan menyebabkan terjadinya resesi.
Sri Mulyani menjelaskan, apabila KTT G20 di Bali dapat terlaksana dengan baik maka dapat dimanfaatkan sebagai forum bagi para pimpinan negara untuk berkomunikasi menyelesaikan masalah ekonomi global.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Sri Mulyani:
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut 97 Persen Analis Keuangan Dunia Yakin Indonesia Tak akan Alami Resesi
"Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 - pertemuan para pemimpin negara G20 akan diselenggarakan di Bali 15-16 November 2022.
Dunia sedang menghadapi berbagai krisis yang rumit dan berbahaya : Dampak berkepanjangan Pandemi Covid-19, Krisis Pangan dan Energi akibat Perang di Ukraina dan ketegangan geopolitik dan disrupsi rantai pasok global; inflasi melonjak; pengetatan moneter dan kenaikan suku bunga; penguatan mata uang US Dollar dan perlemahan ekonomi global. Dunia juga sedang menghadapi ancaman perubahan iklim serta teknologi digital yang membawa perubahan sangat besar.
Berbagai masalah dan krisis di atas tidak akan mampu diatasi oleh negara mana pun secara sendiri. Kerjasama dan kolaborasi adalah keharusan.
KTT G20 di Bali diharapkan dapat mengembalikan semangat awal G20 sebagai forum utama kerjasama ekonomi global yang efektif menyelesaikan krisis ekonomi dunia yang makin pelik dan rumit. G20 Leaders diharap dapat bekerja sama dan kerja bersama berbagai lembaga internasional (organisasi multilateral) memberikan solusi bagi krisis dunia.
Semoga suasana Bali mampu menciptakan semangat kerjasama global agar dunia dapat pulih bersama dan pulih lebih kuat (Recover together - Recover Stronger)."
Baca juga: Moeldoko Sarankan Masyarakat Belanjakan Uang untuk Hadapi Ancaman Resesi Global 2023
Sebagai informasi, dikutip dari Kompas, definisi resesi menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.
Kondisi ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Secara garis besar, resesi menimbulkan tiga dampak negatif.