Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Piala Dunia Qatar 2022

Tuai Kontroversi dan Terancam Terdepak di Fase Grup, Piala Dunia 2022 Bagai Deja Vu bagi Jerman?

Piala Dunia 2022 Qatar bagaikan deja vu bagi Jerman setelah beberapa momen serupa seperti saat Piala Dunia 2018 Rusia kembali muncul.

Twitter/DFB_team_EN
Jerman berfoto dengan pose membekap mulut sebelum laga melawan Jepang di babak fase Grup E Piala Dunia 2022 di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, Rabu (23/11/2022). 

Dua pemain bintangnya, Mesut Ozil dan İlkay Gündoğan, mendapat kecaman dari pers Jerman karena sempat melakukan foto bersama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Saat itu, Recep Tayyip Erdogan dipandang sebagai diktator otoriter dan menuai beragam protes dari kelompok hak asasi manusia.

Kemudian, ada perpecahan di kubu Jerman, di mana terdapat kelompok 'orang Bavaria' dan kelompok yang terdiri dari kalangan minoritas.

Pada Piala Dunia 2022, Jerman yang diasuh Hansi Flick juga menuai kontroversi.

Polemik muncul ketika Jerman melakukan protes terhadap larang pemakaian ban lengan dengan simbol hati warna pelangi 'One Love' yang dijatuhkan oleh FIFA.

Jerman melakukan pose bekap mulut dalam sesi foto tim pra-pertandingan kontra Jepang pada Rabu (23/11/2022) lalu sebagai bentuk protes pada larangan FIFA tersebut.

Pose tutup mulut itu merupakan bentuk protes Jerman yang merasa terbungkam saat ingin menyuarakan inklusivitas dan anti-diskriminasi terhadap kaum Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer (LGBTQ) melalui ban kapten One Love.

Sementara, FIFA telah resmi melarang pemakaian ban lengan One Love dalam Piala Dunia 2022 di Qatar pada Senin (21/11/2022).

FIFA juga menerapkan ancaman sanksi berupa kartu kuning otomatis kepada kapten tim yang nekat mengenakan ban kapten itu dalam pertandingan.

Aksi protes terhadap larangan ban lengan One Love ini juga menimbulkan perpecahan di kubu pemain Jerman.

Menurut informasi dari Sport1, terdapat perbedaan kubu antara para pemain Jerman yang berpendapat soal perlu tidaknya aksi protes terhadap larangan ban kapten tersebut.

Ilkay Gündogan and Antonio Rüdiger menjadi bagian dari kelompok pemain yang awalnya tidak menyetujui protes dan memilih untuk fokus pada sepak bola saja.

Perbedaan pendapat soal aksi protes itu pun sempat menimbulkan ketegangan, tetapi kini semua sudah terselesaikan dengan baik.

Sang gelandang dari Borussia Mönchengladbach, Jonas Hoffman mengatakan, "Kami memang sering membahas tentang politik. Pada titik tertentu, kami mengatakan bahwa kami harus fokus pada pekerjaan kami. Itulah mengapa kami ada di sini. Kami mengerjakan semuanya dengan cermat dan menangani hal-hal yang tidak berjalan dengan baik."

Baca juga: Gareth Southgate: Inggris Tak Harus Ikuti Aksi Jerman Protes Larangan Ban Lengan One Love FIFA

Baca juga: Sentil Protes Jerman terhadap Larangan Ban Lengan FIFA, Eden Hazard: Kita kan di Sini Buat Main Bola

Baca juga: Taklukkan Jerman dan Argentina, Jepang dan Arab Saudi Tunjukkan Kekuatan Asia di Piala Dunia 2022

Aksi Protes Larangan Ban Lengan One Love: 7 Pemain Jerman Sempat Lakukan Pertemuan Terpisah

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved