Piala Dunia Qatar 2022
Tersingkir dari Piala Dunia 2022: Jerman Tuai Ledekan Online, Host TV Qatar Sindir Pose Tutup Mulut
Bisa dibilang, Jerman yang harus angkat kaki sebelum babak sistem gugur Piala Dunia 2022 telah menjadi hiburan tersendiri bagi Qatar.
TRIBUNTERNATE.COM - Tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia 2022 sepertinya dinikmati betul oleh sejumlah orang di negara tuan rumah, Qatar, dan itu tercermin di media sosial.
Jerman telah dipastikan tak lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar meski telah mengalahkan Ekuador dengan skor 4-2 dalam matchday terakhir mereka di Grup E, Kamis (1/12/2022) malam waktu setempat
Jerman, yang meraih 4 gelar jawara World Cup, kini tersingkir dalam babak penyisihan grup Piala Dunia untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
Jerman gagal melaju ke babak sistem gugur setelah Jepang secara tak terduga berhasil menaklukkan Spanyol dengan skor 2-1 di waktu yang sama.
Bisa dibilang, Jerman yang harus angkat kaki sebelum babak sistem gugur bagaikan hiburan tersendiri bagi Qatar, yang notabene memegang rekor sebagai tuan rumah Piala Dunia pertama yang kalah dalam 3 pertandingan babak fase grup.
Ledekan terhadap Jerman pun beredar luas di media sosial Twitter.
Baca juga: Jerman Tersingkir di Piala Dunia 2022, Teori Konspirasi Kerja Sama Spanyol dan Jepang Mencuat
Baca juga: Thomas Muller: Jika Piala Dunia 2022 adalah Laga Terakhir Saya untuk Jerman, Saya Tetap Bahagia
Baca juga: Jerman Tersingkir di Piala Dunia 2022: Kemenangan Jepang atas Spanyol di Luar Kendali Kami
Baca juga: Pahitnya Piala Dunia 2018 Terulang, Jerman Gagal Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022
Sejumlah warganet Qatar menyindir pose tutup mulut yang dilakukan Jerman dalam sesi foto tim sebelum pertandingan melawan Jepang, Rabu (23/11/2022) lalu.
Pose itu merupakan bentuk protes pada larangan pemakaian ban lengan bersimbol hati warna pelangi dengan slogan One Love yang dijatuhkan oleh FIFA.
Pose tutup mulut itu merupakan bentuk protes Jerman yang merasa terbungkam saat ingin menyuarakan inklusivitas dan anti-diskriminasi terhadap kaum Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer (LGBTQ) melalui ban lengan kapten One Love, serta bentuk kritik terhadap aturan Qatar tentang hubungan sesama jenis.
Sementara, FIFA telah resmi melarang pemakaian ban lengan One Love dalam Piala Dunia 2022 di Qatar pada Senin (21/11/2022).
FIFA juga menerapkan ancaman sanksi berupa kartu kuning otomatis kepada kapten tim yang nekat mengenakan ban kapten itu dalam pertandingan.
Jurnalis olahraga Qatar, Mohammed Al-Kaabi, mengunggah ulang foto tim Jerman yang menutup mulut itu di akun Twitter-nya, @Qatari, Jumat (2/12/2022).
Dalam unggahan itu, Mohammed Al-Kaabi menyertakan caption yang berbunyi: "Don't leave your flags behind" (Jangan sampai bendera kalian ketinggalan) disertai emoji menutup mulut dan tertawa terbahak-bahak.

Saat artikel ini ditulis, cuitan Mohammed Al-Kaabi itu mendapat lebih dari 484.000 tanda Like.
Ledekan terhadap Jerman tak berhenti di situ saja.
Akun Twitter @Qatar_Affairs membagikan cuplikan video yang menampilkan presenter atau host acara televisi meledek Jerman dengan pose menutup mulut sembari melambaikan tangan.
Video yang diunggah Jumat (2/12/2022) itu pun dilihat lebih dari 8,5 juta kali.
Baca juga: Tuai Kontroversi dan Terancam Terdepak di Fase Grup, Piala Dunia 2022 Bagai Deja Vu bagi Jerman?
Baca juga: Pampang Foto Mesut Ozil di Laga Jerman vs Spanyol, Supporter di Qatar: Saya Tak Tahu Maksudnya
Baca juga: Gareth Southgate: Inggris Tak Harus Ikuti Aksi Jerman Protes Larangan Ban Lengan One Love FIFA
Baca juga: Sentil Protes Jerman terhadap Larangan Ban Lengan FIFA, Eden Hazard: Kita kan di Sini Buat Main Bola
Sebelumnya diberitakan, beberapa supporter di stadion di Qatar juga melakukan sindiran terhadap Jerman dalam laga melawan Spanyol.
Mereka menirukan pose tutup mulut Jerman sembari memampangkan poster Mesut Ozil.
Aksi sindiran itu menuding Jerman telah bersikap munafik, karena menyuarakan anti-diskriminasi terhadap kaum LGBTQ, tetapi dinilai bersikap rasis terhadap pesepakbola keturunan Turki tersebut.
Namun belakangan diketahui, aksi protes terhadap larangan ban lengan One Love FIFA itu juga menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan pemain Jerman.
Mereka terbagi dalam dua kubu, yakni pemain yang bersikeras melaksanakan protes dan pemain yang hanya ingin fokus pada sepak bola saja.
Sumber: Newsweek
(TribunTernate.com/Rizki A.)