Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Formappi: Meme Puan Maharani Berbadan Tikus dari BEM UI Tidak Menyerang secara Personal

Unggahan meme Puan Maharani dari BEM UI itu harus dibaca dalam konteks kritik publik kepada lembaga parlemen, bukan sebagai serangan pada personal.

Instagram/bemui_official
BEM UI dengan berani mengunggah meme Ketua DPR RI Puan Maharani berbadan tikus sebagai bentuk kritik terhadap pengesahan UU Cipta Kerja. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker) menjadi undang-undang (UU) menuai kritikan dari berbagai kalangan.

Akan tetapi, pemerintah terus tancap gas memuluskan pengesahan Perppu Cipta Kerja tersebut.

Salah satu kritikan tajam datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

Tak tanggung-tanggung, BEM UI dengan berani mengunggah meme kiritikan terhadap Ketua DPR RI Puan Maharani.

Dalam unggahan meme tersebut, terlihat foto Ketua DPP PDIP itu diedit menjadi berbadan tikus sembari tersenyum.

Meme foto Puan Maharani ini juga berlatar belakang Gedung Kura-kura DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Meme itu merupakan bentuk protes dari BEM UI terhadap pengesahan Perppu Cipta Kerja..

"Kami tidak butuh dewan perampok rakyat," tulis BEM UI di akun resmi TikTok mereka, dipantau pada Kamis (23/3/2023).

Video meme ini juga diunggah di akun Twitter BEM UI, Rabu (22/3/2023).

Unggahan meme Puan Maharani dari BEM UI itu pun mendapat tanggapan dari Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus.

Lucius Karus menilai meme ini harus dibaca dalam konteks kritik publik kepada lembaga parlemen.

"Jadi walau hanya foto Ibu Puan yang dimunculkan BEM UI, itu sama sekali tidak sedang menyerang kepribadian Puan," kata Lucius dalam pesan yag diterima Tribunnews, Jumat (24/3/2023).

Menurutnya, foto Puan yang dipilih BEM UI untuk menyampaikan kritik berkaitan dengan posisi Puan sebagai Ketua DPR yang kebetulan juga menjadi pemimpin sidang paripurna pengesahan Perppu Cipta Kerja.

"Maka enggak boleh kritik BEM UI ini dianggap sebagai masalah personal atau serangan kepada seorang Puan. Jika Puan bukan Ketua DPR pada saat pengesahan Perppu, mungkin dia juga tidak akan dipakai sebagai simbol kritik BEM UI kepada DPR. Apalagi foto Puan dilengkapi dengan pernyataan sikap BEM UI terkait pengesahan Perppu Cipta Kerja," kata dia

Karena itulah, dia yakin ada alasan logis di balik kritik yang diungkapkan dengan cukup satire dari BEM UI.

"Melihat penjelasan BEM UI, rasa-rasanya masuk akal kenapa BEM UI begitu marah kepada DPR yang mengesahkan Perppu Cipta Kerja," kata dia

Baca juga: Nilai Pengesahan UU Cipta Kerja Tidak Sah, Pakar Hukum: Bertentangan dengan UU No. 12 Tahun 2011

Baca juga: Siswa SMK Tewas Terseret 10 Meter setelah Tertabrak Mobil Avanza yang Dikemudikan Petani

Dari aspek prosedur Perppu Cipta Kerja, dikatakan Lucius, jelas mengangkangi misi Mahkamah Konstitusi (MK) yang dalam keputusannya memerintahkan DPR dan Pemerintah untuk membahas dari awal UU Cipta Kerja selama 2 tahun.

Perintah MK ini dikarenakan menurut mereka, UU Cipta Kerja yang disahkan DPR sebelumnya memiliki cacat prosedural khususnya terkait minimnya partisipasi bermakna dalam proses pembahasannya.

"Nah atas keputusan MK yang final dan mengikat ini, sulit rasanya menerima kenyataan bahwa yang dilakukan Pemerintah justru mengeluarkan Perppu dan DPR pun turut mendukung melalui pengesahannya,' kata Lucius.

"Padahal prosedur Perppu sama sekali tak memberikan ruang partisipasi dalam proses pembahasannya. Maka jelas bahwa dari sisi prosedur pengesahan Perppu Cipta Kerja membuat DPR terlihat tak paham dengan putusan MK. Atau lebih tepatnya DPR pura-pura tidak tahu bunyi putusan MK yang menyuruh mereka bekerja dari awal membahas RUU Cipta Kerja," ujar Lucius

Karena itulah, Lucius menilai ketika DPR melakukan sesuatu sesuka mereka padahal sudah ada putusan berkekuatan tetap dari MK, jangan salahkan jika publik marah.

"Dan seperti biasalah, orang marah selalu mungkin tak terkendali. Untung saja BEM UI cukup terkendali, sehingga foto yang mereka buat dengan agak sarkas menjadikan pesan mereka bisa didengar dan dibicarakan publik," kata Lucius

"DPR sudah seharusnya tak mempersoalkan kritikan ini karena mereka bahkan seharusnya bertanggung jawab kepada publik atas semua yang mereka kerjakan sebagai wakil rakyat. Maka DPR ya jangan baper," tandas dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Nilai Kritik BEM UI Soal Foto Puan Maharani Berbadan Tikus, Bukan Menyerang Personal

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved