Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

TNI Disebut Pukul Warga saat Pembagian Uang dan Sarung: Tak Terkendali, Ada 5 Orang Pingsan

Serda Asriadi yang merupakan Banbinsa Kecamatan Bontoala, buka suara setelah diduga melakukan pemukulan terhadap warga

Editor: Ifa Nabila
KOMPAS.COM/istimewa
Kericuhan Pembagian Sarung dan Uang di Area Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/4/2023) 

TRIBUNTERNATE.COM - Seorang anggota TNI disebut melakukan penganiayaan terhadap warga.

Serda Asriadi yang merupakan Banbinsa Kecamatan Bontoala, buka suara setelah diduga melakukan pemukulan terhadap warga yang antre saat pembagian sarung dan uang yang dilakukan Yayasan Hadji Kalla di area Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (20/4/2023) pagi.

Serda Asriadi menampik jika dirinya melakukan pemukulan terhadap warga saat antrean pembagian.

Baca juga: Mobil Bawa 14 Pemudik Tenggelam Terbawa Arus, 6 Orang yang Hendak Menahan Mobil Tewas

Dijelaskan, dirinya hanya berusaha membubarkan warga yang sudah mulai tak terkendali.

Apalagi saat kejadian ada warga yang pingsan.

"Situasinya tadi tidak memungkinkan karena ada nenek sekitar 5 orang sudah pingsan makanya saya dipanggil warga ke sana, dia minta tolong katanya sudah tidak teratasi, warga sudah membludak," ucapnya kepada KOMPAS.com saat ditemui di lokasi.

Dia mengaku mengambil langkah tegas dengan cara membubarkan warga yang ricuh dengan sebatang kayu atas dasar kemanusian.

Sebab jika hak itu tidak dilakukan, dia mengatakan akan ada korban jiwa.

"Kalau saya tidak pukul mundur tadi, tidak akan bubar, bahkan bisa menelan korban jiwa. Saya sudah sampaikan kalau tidak antre bisa-bisa banyak yang meninggal gara-gara sarung," ucapnya.

Sehingga Asriadi mengatakan dirinya sama sekali membubarkan warga yang ricuh bukan karena ingin melukai warga melainkan hanya ingin menyelamatkan seorang nenek yang jatuh pingsan saat antre pembagian sarung dan uang.

"Saya memukul untuk memukul mundur, bukan memukul untuk kekerasan, sama sekali tidak ada niat saya untuk melakukan kekerasan. Saya hanya memukul mundur supaya nenek-nenek yang pingsan itu bisa dievakuasi dan massa bisa bubar karena kami sebagai anggota TNI tidak ada niat untuk memukul rakyat kita, karena kita TNI dari rakyat dan kembali ke rakyat," tegasnya.

Dia juga mengatakan, pihak Yayasan Hadji Kalla hanya membagikan sekitra 1.500 paket sarung dan uang. Pembagiannya dimulai sekitar pukul 06.00 Wita

"Tadi yang dibagi sarung dan ada uang sebesar Rp 150.000. Sekarang sarung dan uangnya sudah habis, tapi warga tidak ada yang mengerti dan masih bertahan karena dianggap masih ada pembagian padahal sudah habis," jelasnya.

Asriadi juga menambahkan, pihak Yayasan Hadji Kalla memang rutin tiap tahun melakuan pembagian kepada warga menjelang hari raya lebaran.

"Cuman Yang datang bukan hanya dari Kecamatan Bontoala tapi dari luar daerah juga datang," pungkasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved