Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Mengenal Gejala hingga Dampak Sifilis, Penyakit Menular Seksual yang Meningkat di Indonesia

Penyakit sifilis ini dapat menular antara manusia ke manusia lain melalui luka kecil, lecet, ruam, maupun selaput lendir dari mulut dan alat kelamin.

pexels.com/Karolina Grabowska
ILUSTRASI jarum suntik 

Rendahnya jumlah pasien yang seharusnya mendapat pengobatan dapat memicu pengingkatan kasus pada penyakit sifilis ini.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Syahril, yang mengatakan bahwa hanya terdapat 40 persen pasien yang menjalani pengobatan. 

Dari situ diketahui bahwa sisanya 60 persen berpotensi menularkan penyakit.

“Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” kata dr. Syahril, dikutip dari Kementerian Kesehatan RI.

Rendahnya pengobatan ini menjadi penularan penyakit semakin meningkat.

4. Penularan Dipicu Perilaku Seksual

Penyakit sifilis yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidium ini dipicu perilaku seksual yang beresiko.

Selain itu, bisa juga disebabkan rendahnya wawasan untuk memaklumkan skrining penyakit sifilis.

Apalagi dengan seringnya bergonta-ganti pasangan seksual.

5. Peningkatan Kasus Sifilis di Yogyakarta

Peningkatan kasus sifilis ini terlihat dari tahun 2020 yang tercatat ada 67 kasus.

Kemudian, berselang satu tahun pada 2021 meningkat menjadi 141 kasus.

Pada tahun 2023 ini, kasus sifilis di Yogyakarta meningkat menjadi 333 kasus.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Setyarini Hestu Lestari.

"Tahun 2023 terdapat 89 kasus per Januari hingga Maret," kata Rini, Rabu (10/5/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved