Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Waspada! Bakteri Antraks Bisa Hidup Puluhan Tahun meski Inangnya Mati, Simak Cara Pencegahannya

Di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, di mana ada tiga warga di Kecamatan Semanu yang tewas setelah diduga kuat terpapar bakteri antraks.

Tribunternate.com/Randi Basri
ILUSTRASI - Seekor sapi dari Desa Gamsungi, kecamatan Tobelo Barat, Halmahera Utara, Maluku Utara. 

Hewan yang terdapat di daerah endemis antraks jangan sampai keluar ke daerah tersebut.

Selanjutnya pemeriksaan kesehatan hewan di daerah tersebut juga perlu dilakukan secara berkala oleh dokter hewan.

Ciri-ciri hewan yang terinfeksi antraks juga akan terlihat apabila hewan itu telah mati.

Bangkai hewan yang terkena antraks biasanya akan terlihat adanya darah yang keluar dari lubang-lubang kumlah, seperti mulut, telinga, hidung, dan anus.

Darah hewan dengan penyakit antraks yang mati tidak akan bisa membeku dan biasanya limpanya akan membesar dengan warna merah kehitaman.

Maka dari itu, bangkai hewan yang diduga terinfeksi antraks ini tidak dianjurkan untuk dibuka dan dilakukan pembedahan bangkai.

Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan mengambil darah dari telinga dan dibuat preparat ulas.

Jadi, sebaiknya masyarakat jangan sampai nekat untuk menyembelih apalagi mengonsumsi hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya yang telah mati karena penyakit, terutama antraks.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Antraks: Jangan Konsumsi Hewan yang Sakit"

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Bakteri Antraks Ternyata Masih Bisa Hidup hingga Puluhan Tahun Walau Inangnya Mati, Begini Caranya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved