Kisah Pilu Mbah Suratmi, Rawat 5 Anaknya yang Lumpuh Sendirian tanpa Suami di Usia Senja
Terkadang keluarga Suratmi mendapat bantuan dari orang orang yang bersimpati, selain hidup dari bantuan sosial (bansos) pemerintah.
TRIBUNTERNATE.COM - Kisah pilu dialami oleh wanita lanjut usia di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara bernama Mbah Suratmi (65).
Di usia senjanya, Mbah Suratmi harus merawat sendiri kelima anaknya yang mengalami kelumpuhan.
Sebab, suaminya yang bernama Mujiman, telah meninggal dunia.
Diketahui, keluarga Suratmi tinggal di sebuah rumah di Jalan Hatirongga, Desa Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Adapun tempat tinggal Mbah Suratmi bersama kelima anaknya yang lumpuh itu merupakan rumah petak milik sebuah yayasan yang telah mereka huni selama puluhan tahun.
Sebenarnya, Mbah Suratmi memiliki delapan anak dari pernikahannya dengan Mujiman, yang terdiri atas tiga anak perempuan dan lima anak laki-laki.
Dari delapan anak itu, lima di antaranya lumpuh layu.
Tiga anak perempuan Mbah Suratmi dapat tumbuh normal, dan kini masing-masing telah berumah tangga.
Sementara, kelima anak lelakinya yang lumpuh, padahal awalnya mereka terlahir sehat.
Kelumpuhan terjadi saat sang anak belum genap berusia satu tahun.
Kelima putra Mbah Suratmi yang lumpuh bernama Suwito (44), Adi (36), Rian (31), dan Sanrol (29).
Sementara Amjah yang lahir pada tahun 1984 telah meninggal dunia menyusul ayahnya Mujiman (66).
Suwito, Adi dan Rian kondisinya sama sekali tak mampu berdiri dan berkomunikasi dengan baik.
Mereka hanya bisa duduk dan merangkak.
Baca juga: Babe Cabita Didiagnosis Anemia Aplastik, Berawal dari Gejala DBD, Kini Berobat ke Luar Negeri
Baca juga: Diduga Promosi Judi Online, Wulan Guritno Diusulkan Menkominfo sebagai Duta Anti-Judi Online
Baca juga: Persiapan CASN 2023, Jangan Sampai Lupa 7 Dokumen Penting untuk Daftar CPNS dan PPPK 2023
Sementara, Sanrol sejak lahir hanya bisa terbaring di kasur, tubuhnya ringkih, otot-ototnya layu dan mengecil.
Suratmi tak tahu persis apa yang menyebabkan 5 putranya itu lumpuh.
Namun, ia bilang kemungkinan penyebabnya adalah penyakit polio atau Acute Flaccid Paralysis (AFP) biasa dikenal dengan lumpuh layu.
“Ketika seumuran berjalan, kami coba berdirikan, tetapi tidak mampu. Katanya karena polio, pastinya saya tidak tahu,” kata Suratmi saat ditemui di kediamannya, Jumat (1/9/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com
“Semua anak laki-laki kami tidak bisa jalan sejak bayi, yang perempuan tiga orang sehat-sehat, normal,” ucap Suratmi menambahkan.

Sejak melahirkan, Suratmi tak pernah jauh dari anak-anaknya itu.
Tanpa sentuhan tangan Suratmi, kelima anaknya itu tak mampu mandiri.
Anak-anaknya ditempatkan di dua tempat tidur busa yang letaknya di ruang tamu dekat jendela.
Di tempat itu mereka merangkak, terbaring dan disuapi makan.
Untuk menafkahi anak istri, suami Mbah Suratm, Mujiman, semasa hidup bekerja serabutan dan dia satu-satunya tulang punggung keluarga.
Terkadang keluarga Suratmi mendapat bantuan dari orang orang yang bersimpati, selain hidup dari bantuan sosial (bansos) pemerintah.
Setelah ditinggal wafat suaminya, Suratmi dibantu putri sulungnya, Sukasih, untuk menafkahi keluarga.
Beruntung Sukasih tinggal tak jauh dari rumah yang ditempati ibunya itu.
Sukasih membenarkan kelima saudara laki-lakinya itu lahir normal namun mendadak mengalami kelumpuhan.
Namun ia pun tak tahu pasti apakah dikarenakan polio atau lumpuh layu.
Ia mengatakan, gejala yang dialami hampir sama yakni otot tubuh layu hingga mengecil saat usia saudaranya itu berumur 3 bulan.
"Satu laki laki sudah meninggal. Sekarang ini tinggal empat. Kami semua perempuan sehat. Yang sakit ini semua yang laki laki," kata Sukasih.
"Belum pernah diperiksa. Kalau dulu kan, vaksin polio kan belum ada yang gitu gitu," tambahnya.
Saat dikunjungi Kapolres Simalungun AKBP Ronald Sipayung pada Kamis (31/8/2023), adiknya Sukasih yang bernama Sanrol (29) mengalami demam tinggi.
Tim Dokkes Polres Simalungun sempat memeriksa kesehatan Sanrol dan tiga saudaranya lalu memberikan obat obatan.
Selain berjanji akan rutin memeriksakan kesehatan mereka, AKBP Fernando memberi bantuan uang tunai serta sembako kepada Suratmi.
Kisah Serupa, Kakak Jadi Tulang Punggung bagi Ketiga Adiknya
Nasib pilu lainnya juga sempat dialami oleh seorang kakak sulung yang harus menghidupi adiknya.
Ditinggal kedua orang tuanya yang cerai, seorang pemuda berusia 23 tahun menjadi tulang punggung bagi tiga adiknya, ia menghidupi dan menyekolahkan mereka.
Hal itu dialami pemuda bernama Diman warga Kelurahan Toriki, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Menjadi sulung dari empat bersaudara, Diman harus menunjukkan tanggung jawabnya kepada adik-adiknya.
Ia harus berjuang sekuat tenaga dengan cara menjadi buruh setelah orang tuanya pergi entah kemana.
Diketahui kedua orang tua Diman masih ada, hanya saja mereka telah pergi setelah memutuskan bercerai.
Ayah dan ibu Diman kini masih-masing sudah menikah lagi dan tinggal bersama keluarga baru.
Setelah mendapat kehidupan baru, mereka malah lupa ke empat anaknya yang kini harus berjuang.
Keempatnya terlantar oleh orang tua yang sengaja meninggalkan mereka.
Ditinggal orang tuanya, kondisi empat anak tersebut sungguh memprihatinkan.
Tak pelak kisah empat bersaudara ini viral di media sosial, setelah mereka ketahuan berjuang hidup.
Mereka kini tinggal di rumah yang diketahui dibangun di atas tanah milik salah seorang dokter di BLUD RS Konawe.
Di rumah inilah, Diman dan ketiga adiknya tinggal dengan segala keterbatasan.
Pemuda tersebut pun harus jadi tulang punggung karena ayah ibunya pergi.
Dia menghabiskan masa mudanya dengan bekerja serabutan untuk menghidupi adik-adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Diman yang bekerja serabutan menanam nilam ini berkata, dia dan adik-adiknya tidak lagi berkomunikasi dengan kedua orang tuanya setelah ditinggalkan.
"Selama ini belum pernah datang ke sini lagi dan belum pernah di telepon," jelas Diman, seperti dilansir dari Tribun Solo, Kamis (3/8/2023).
"Keluarga orang tuaku tidak ada di sini, kecuali ada om satu orang, tapi jauh tinggalnya," lanjut Diman.
Diman mengatakan, sudah ada perwakilan Dinsos Kabupaten Konawe, Polsek Unaaha, dan Lurah Toriki, yang ke rumahnya.
"Iya sudah ada orang datang dari Dinsos dan beberapa yang lain. Katanya Jumat (4/8/2023) ini mau kembali ke sini ramai-ramai," jelas Diman.
Sejak orang tuanya bercerai dan masing-masing telah menikah lagi, Diman menjelaskan kehidupannya bersama ketiga adiknya di rumah sederhana dan serba kekurangan.
"Sejak orang tua berpisah dan pergi dari sini, saya tinggal dengan adik-adik," ucap Diman.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama adik-adiknya, Diman harus bekerja serabutan.
"Saya kerja menanam nilam di pertanian, per hari biasa dapat Rp50 ribu. Alhamdulillah bisa untuk makan sama adik-adik," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan Diman, kedua orang tuanya sekarang ini sudah memiliki keluarga masing-masing.
Ibunya sudah menikah lagi dan tinggal di Moramo.
Sementara, ayahnya juga sudah memiliki keluarga baru dan tinggal di daerah lain.
"Sekitar satu tahun enam bulan lalu kami ditinggalkan. Bapak yang duluan pergi, baru ibu juga pergi," terang Diman.
Ketiga adik Diman yakni Sumadun (9) kini duduk di Kelas IV, serta Rendi dan Randi (8) yang duduk di Kelas III, di SD Negeri 1 Parauna.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 5 Putranya Lumpuh, Mbah Suratmi Hidupi Seorang Diri, Sempat Tanyakan Takdir, Suami Sudah Tiada
Pria di Kabupaten Dairi Sumatera Utara Tuduh Istrinya Ngerumpi Lalu Menganiaya Hingga Pincang |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan Ternate Maluku Utara Canangkan Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio 2024 |
![]() |
---|
Ancaman Penyakit Polio Jadi Perhatian Khusus Pemkab Morotai Maluku Utara |
![]() |
---|
22 Tahun Terpisah, Wanita Ini akhirnya Bertemu Ayah Kandungnya, Pencarian Dibantu Sang Suami |
![]() |
---|
Nabila Bocah SD yang Terpaksa Diamputasi Kakinya: Tertabrak Truk Saat Ingin Selamatkan Kucing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.