Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Mengenal Lebih Jauh Dementia, Gangguan Otak yang Tengah Dialami Aktor Hollywood Bruce Willis

Mengenal lebih jauh tentang demensia, penyakit atau gangguan pada otak yang dialami aktor film action Hollywood Bruce Willis

Instagram/demimoore
Aktor senior Hollywood, Bruce Willis, dan mantan istrinya, Demi Moore 

TRIBUNTERNATE.COM - Artikel ini memuat informasi sekilas mengenai demensia, gangguan pada otak yang dialami oleh aktor laga Hollywood, Bruce Willis.

Diketahui, Bruce Willis, aktor asal Amerika Serikat berusia 68 tahun itu divonis menderita penyakit demensia frontotemporal.

Saat ini, kabarnya kondisi Bruce Willis cukup memprihatinkan.

Menurut pernyataan yang dirilis pihak keluarga, Bruce Willis mengalami gangguan komunikasi sebagai salah satu gejala demensia frontotemporal yang diidapnya.

Selain demensia frontotemporal, aktor film Die Hard itu juga menderita afasia.

Adapun mantan istri Bruce Willis, Demi Moore, dan anak-anak mereka telah merilis pernyataan bersama pada Februari 2023 lalu.

Pernyataan tersebut memuat kondisi Bruce Willis, yang kala itu sudah disebut mengalami kesulitan komunikasi.

Meski begitu, pihak keluarga merasa lega karena akhirnya mengetahu diagnosis penyakit apa yang diderita aktor senior ini.

"Sayangnya, masalah komunikasi hanyalah salah satu gejala penyakit yang dihadapi Bruce. Meskipun menyakitkan, namun melegakan karena akhirnya mendapatkan diagnosis yang jelas."

bruce moore dkf
Aktor senior Hollywood, Bruce Willis, dan mantan istrinya, Demi Moore

Baca juga: Beasiswa BPP Kemenag RI untuk Mahasiswa S2 dan S3, Pendaftaran Dibuka hingga 20 Oktober 2023

Baca juga: Menyusul Tim Volley Putra Muhammad Sinen Melaju Putaran Kedua Volley Ball Wali Kota Cup II Tidore

Baca juga: Dianggarkan Rp 84 Miliar, Proyek Kawasan Strategis Ekonomi di Halmahera Selatan Mulai Action

Apa Itu Demensia?

Sebenarnya demensia bukanlah penyakit, melainkan istilah untuk menggambarkan sekelompok gejala dari adanya gangguan fungsi otak.

Apabila seseorang mengalami demensia, maka kemampuan fungsi kognitif otak, baik dalam mengingat (memori), berpikir, bertingkah laku, dan berbicara akan terpengaruh.

Kondisi ini memiliki banyak sebutan lain, seperti gangguan neurokognitif mayor atau penyakit pikun.

Meski demikian, pada dasarnya tidak semua orang yang pikun (pelupa atau sering kali lupa) mengalami demensia.

Pikun sendiri adalah menurunnya daya ingat seseorang, yang umumnya disebabkan oleh menuanya usia.

Namun, orang dengan penyakit demensia sangat khas mengalami gejala pikun yang cukup parah.

Tingkat keparahan kondisi ini bisa beragam, mulai berkisar dari yang ringan hingga berat sekali pun.

Bahkan bukan tidak mungkin, kondisi yang memengaruhi fungsi otak ini bisa mengubah kepribadian seseorang.

Penyakit yang menyerang otak ini juga bisa bersifat progresif, yang artinya dapat berkembang semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Beberapa kasus yang mengakibatkan demensia cenderung sulit untuk pulih.

Risiko mengalami demensia memang biasanya semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Namun penting untuk dipahami, bahwa kondisi ini sebenarnya bukan merupakan bagian dari penuaan.

Demensia melibatkan kerusakan pada sel- sel saraf di otak, yang dapat terjadi pada beberapa area di otak.

Gangguan ini dapat muncul dalam bentuk yang berbeda- beda pada tiap penderita, tergantung area otak yang terkena.

Pikun karena demensia juga dapat terjadi akibat kerusakan otak yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah di dalam pembuluh darah otak.

Masalah pada pembuluh darah ini bisa terjadi karena banyak hal.

Beberapa di antaranya adalah stroke, infeksi katup jantung, atau kondisi lain pada pembuluh darah.

Gejala biasanya muncul mendadak dan seringkali didapatkan pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi

atau yang pernah mengalami stroke atau serangan jantung sebelumnya.

Hingga sekarang, para peneliti belum tahu persis penyebab seseorang terkena demensia frontotemporal.

Hal ini terutama karena jenis demensia ini cenderung langka.

Penderita demensia frontotemporal sebagian besar terdiagnosis antara usia 45 dan 65 tahun, jauh lebih muda daripada jenis demensia lainnya.

Namun, ada pendapat yang menyebut gangguan ini muncul karena pengaruh gen.

Laki-laki atau perempuan punya risiko yang sama terkena gangguan ini.

Orang tua yang memiliki gen rusak bisa menurunkan penyakit demensia frontotemporal kepada anaknya.

Risiko keturunan paling sering menjadi penyebab penyakit ini.

Selain itu, ada juga orang yang menderita demensia frontotemporal akibat punya gen yang rentan.

Sayangnya, penelitian soal ini masih sedikit.

Orang yang memiliki gen rentan berpeluang terkena demensia frontotemporal. Namun, ini tidak selalu berlaku terhadap semua orang.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Apa Itu Demensia? Penyakit yang Dialami Aktor Film Action Hollywood Bruce Willis

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved