Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Urgensi Ukhuwah Islamiah dan Wathoniyah Dulu dan Sekarang

Dakwah pertama Rasulullah adalah mempersaudarakan Bani Aus dan Khazraz, juga dua kelompok kaum muslimin yakni Muhajirin dan Anshar

Editor: Munawir Taoeda
Dok Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri
KH. Imam Jazuli, Lc. MA. 

Sedangkan beberapa anggota terdiri dari tokoh muda Islam baik perorangan maupun organisasi.

Jejak manis Masyumi memang menjadi pengingat dan lambang ukhuwah Islamiah- wathoniyah dan satu-satunya wadah politik umat Islam yang berpuluh tahun diupayakan ditengah perpecahan, konflik dan perbedaan yang mewarnai perjalananya.

Saatnya Mengakhiri Konflik Menuju Persatuan dan Persaudaraan

Dalam satu dekade terakhir, konflik umat muslim berkembang cepat, dari yang semula antar ormas keagamaan berubah menjadi konflik internal. Sebut saja kasus NU.

Pada periode pertama pemerintah Joko Widodo, warga dan ormas NU seakan-akan menilai orang-orang Hizbut Tahrir, FPI, bahkan partai politik PKS sebagai musuh bebuyutan.

Akhirnya dengan dukungan ormas NU, salah satunya, HTI dibubarkan dan izin FPI tidak diperpanjang.

Dinamika politik berubah. Pada periode kedua Jokowi, warga dan ormas NU sudah tidak lagi memiliki musuh imajiner.

Sebagaimana pelajaran dari sejarah umat manusia, setiap kali peradaban mencapai puncak, maka tiba giliran kehancuran, yang dimulai dari konflik internal.

Ini pula yang terjadi. Ketika NU dan warga NU tidak memiliki musuh imajiner mereka, katakanlah seperti HTI dan FPI, maka internal NU mengalami perpecahan. Dimulai sejak era kepemimpinan Gus Yahya Sampai sekarang.

Di lain sini, Walaupun sudah mulai ada gerakan Ukhuwah Islamiah, bahkan Wathaniah yang dilakukan oleh sebagian ulama NU, seperti membangun kembali komunikasi dengan mantan-mantan aktivis HTI dan FPI.

Namun kenyataan itu dinilai bermasalah bagi sebagian elite warga NU. Mereka umumnya masih ta'assub buta *fanatik* golongan secera berlebihan dan selalu menganggap yang lain adalah musuh.

Inilah tantangan dan hambatan besar yang dihadapi umat muslim Indonesia hari ini. Menjalankan ajaran Ukhuwah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw terasa amat berat di implementasikan.

Padahal, masih dalam kategori sesama umat muslim, tetapi tampak berat bagi sebagian elite NU untuk membangun tali asih, tali asuh, dengan mantan-mantan HTI, FPI, alumni 212, dan sejenisnya termasuk dengan PKS.

Tidak perlu heran jika kalimat *Islam Rahmatan lil 'Alamin*, Tasamuh, tawazun dan ta'adul bahkan *Ukhuwah Islamiah* yang sering di dengungkan elit NU/ pengurus PBNU terasa hanya pepesan Kosong belaka.

Karena senyatanya masih memandang yang berbeda faham keagamaan sebagai musuh bukan sebatas kompetitor dalam dakwah Islamiah. Ini sungguh ironis !!

Baca juga: 5 Pesantren Terbaik, Rekreatif dan Inovatif di Indonesia, Rekomendasi untuk Calon Walisantri

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved