Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Catatan Willy Kumurur

Inggris vs Sanyol di Euro 2024, Dua Menguak Takdir

Apa bakal terjadi di Olympiastadion – Berlin, ditentukan oleh racikan strategi dua filsuf bola Luis de la Fuente dan Gareth Southgate serta

dokumen pribadi
dr Willy Kumurur 

Pada malam usai mengalahkan Belanda, pelatih Inggris itu hanya berkata lirih, “Kita semua ingin dicintai, bukan?’

Kolumnis koran Inggris, The Independent, Gemma Abbott, menulis, “Kita seharusnya malu dengan cara kita memperlakukan Gareth Southgate. Ketika kata-kata itu keluar dari mulut Gareth Southgate di malam setelah Inggris melaju ke putaran final Euro 2024 dengan mengalahkan Belanda 2-1 – rasanya seluruh bangsa secara kolektif menundukkan kepala karena malu.”

Di bawah kepemimpinan Southgate, Inggris kembali tampil di final secara berturut-turut setelah melakukannya di Euro 2020.

Sayang sekali, di final Euro 2020, mereka kalah dari Italia.

María Ramírez, yang meliput Inggris untuk surat kabar online Spanyol ElDiario.es, mengungkapkan perasaannya tentang Inggris, “Orang-orang membutuhkan kebahagiaan ketika mereka menghadapi begitu banyak masalah yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.”

Maka apa yang nanti kelak terjadi di Olympiastadion – Berlin, ditentukan oleh racikan strategi dua “filsuf bola”: Luis de la Fuente dan Gareth Southgate; serta kehendak Sang Takdir.

Karena Sang Takdir hanya memilih dan mengundang dua tim untuk bertemu di final.

Apakah La Furia Roja sanggup menumpulkan ketajaman Harry Kane, Phil Foden dan Jude Bellingham dan keberingasan Lamine Yamal serta Nico Williams?

Dulu Berlin dikenal karena Tembok Berlin, namun keangkeran Tembok Berlin pupus pada tahun 1989 oleh kolektivitas masa.

Inggris adalah tanah air bola yang merana selama 58 tahun, sejak Inggris meraih Piala Dunia 1966.

Kini mereka ada di final, akan berjuang untuk merebut kembali “anak kandung” yang pergi jauh.

Akankah Inggris menuliskan narasi sejarah baru di atas lapangan hijau?

“Setiap narasi sejarah adalah seikat keheningan....,” ujar antropolog Haiti, Michel Ralph Trouillot, saat menggumamkan analisisnya. Olympiastadion – Berlin adalah panggung ketika dua menguak takdir.***

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved