Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liga Inggris

Masa Depan Chelsea dan EPL Dipertaruhkan: Turbulensi Perang Dingin Todd Boehly vs Behdad Eghbali

Masa depan Chelsea dan Liga Premier dipertaruhkan gara-gara konflik bisnis antara Todd Boehly dan Behdad Eghbali. Apakah Enzo Maresca jadi penyelamat?

|
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
chelseafc.com
Dua pemilik Chelsea, Todd Boehly dan Behdad Eghbali, menyaksikan laga melawan West Ham United di London Stadium, Sabtu 21 September 2024. Masa depan Chelsea dan Liga Premier dipertaruhkan gara-gara konflik bisnis antara Todd Boehly dan Behdad Eghbali. 

Keduanya sebagai pebisnis besar tentulah memiliki karakter sama-sama keras.

Todd Boehly dikabarkan ada niat untuk membeli saham yang dimiliki oleh Clearlake Capital senilai 2,5 miliar poundsterling atau Rp50,3 triliun.

Namun, tentu saja Behdad Eghbali enggan untuk menjualnya dan tidak akan membiarkan jika Todd Boehly menjual sahamnya ke pihak luar.

Tindakan yang paling mungkin dilakukan Behdad Eghbali adalah menguasai seluruh kepemilikan saham.

Baca juga: Nicolas Jackson Gacor Bikin Victor Osimhen Diragukan gegara Belum Gol: Chelsea Ga Butuh Ex Napoli

Akal-akalan Chelsea

Sejak lepas dari Roman Abramovich, Chelsea sudah mengeluarkan 1,2 miliar poundsterling atau Rp24,1 triliun untuk membeli pemain serta memecat tiga pelatih, yakni Thomas Tuchel, Graham Potter, dan Mauricio Pochettino.

Dana dengan jumlah fantastis itu digelontorkan begitu saja tanpa adanya trofi besar yang dimenangkan.

Dengan catatan finansial klub yang cenderung berlebihan itu, sejumlah pihak mempertanyakan apakah Chelsea melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).

Para petinggi Chelsea masih bisa mengakalinya dengan kontrak panjang para pemain.

Trik bisnis ini bertujuan mengelabuhi UEFA dengan aturan FFP agar pengeluaran Chelsea tidak tampak sebanyak aslinya sehingga tidak tampak melanggar aturan Profit and Sustainabilty (PSR).

Misalnya Mykhailo Mudryk yang dibeli seharga 80 juta poundsterling atau Rp 1,6 triliun dari Shakhtar Donetsk.

Pemain Ukraina itu mendapat kontrak delapan tahun, sehingga Chelsea hanya mencatat pengeluaran 9,4 juta poundsterling atau Rp189 miliar per tahun.

Tindakan ini disebut amortisasi, yakni proses penghapusan biaya awal aset secara bertahap.

Disinyalir gara-gara hal itu, UEFA akhirnya mengeluarkan aturan agar kontrak pemain maksimal hanya bisa lima tahun.

Regulasi FIFA dan UEFA boleh saja juga membatasi durasi kontrak pemain, namun itu semua kembali pada negara masing-masing tempat klub itu berada.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved