Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

BKKBN Malut

Fokus pada Keluarga Berisiko Stunting: Strategi Baru Perangi Stunting di Malut

"Yang perlu diintervensi adalah keluarga berisiko Stunting, karena keluarga ini yang berpotensi melahirkan anak Stunting baru, "ujar Prof. Razak.

Editor: Munawir Taoeda
Dok BKKBN Maluku Utara
PROGRAM: Foto bersama usai kegiatan Analisis dan Evaluasi Program Pelayanan KB di Wilayah Khusus oleh BKKBN Maluku Utara di Muara Hotel Ternate 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - BKKBN Maluku Utara menggelar kegiatan Analisis dan Evaluasi Program Pelayanan KB di Wilayah Khusus, bertempat di Ballroom Hotel Muara Ternate.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi intervensi spesifik dan sensitif guna menurunkan angka Stunting.

Terutama melalui program Keluarga Berencana (KB) di wilayah-wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

Acara ini menghadirkan Prof. dr. H Abd Razak Thaha, M.Sc, PhD, SpGK(K), Guru Besar Universitas Muhammadiyah Jakarta, sebagai narasumber utama.

Baca juga: Panwascam se Maluku Utara Diminta Komitmen Sukseskan Pilkada 2024

Dalam pemaparannya, Prof. Razak menekankan bahwa percepatan penurunan Stunting harus difokuskan pada pencegahan Stunting baru dengan pendekatan yang cepat dan efektif.

"Yang terjadi sekarang adalah intervensi Stunting lebih banyak fokus pada anak yang sudah mengalami Stunting."

"Padahal, dalam Perpres 72 tahun 2021 dan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI)."

"Yang perlu diintervensi adalah keluarga berisiko Stunting, karena keluarga ini yang berpotensi melahirkan anak Stunting baru, "ujar Prof. Razak.

Analisis dan Evaluasi Program Pelayanan KB oleh BKKBN Maluku Utara 01
Kepala BKKBN Maluku Utara Nuryamin pada kegiatan Analisis dan Evaluasi Program Pelayanan KB

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa program penurunan stunting harus bersifat preventif. 

"Dalam upaya percepatan penurunan Stunting, jangan menunggu hingga balita mengalami Stunting, "tambahnya. 

Untuk memastikan efektivitas program, Prof. Razak memperkenalkan strategi "5 PASTI," yang mencakup identifikasi tepat sasaran, pendaftaran keluarga risiko stunting (KRS) sebagai penerima manfaat, serta pemantauan dan pelaporan program.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Maluku Utara, Nuryamin S. TP., MM., memaparkan data dari Sistem Informasi Keluarga (SIGA).

Yang menunjukkan bahwa di Maluku Utara terdapat 58.421 keluarga berisiko Stunting

"BKKBN memiliki data by name by address keluarga risiko Stunting yang dapat digunakan oleh instansi lain untuk melakukan intervensi kepada keluarga-keluarga tersebut, "ungkap Nuryamin. 

Baca juga: Rangkuman Kegiatan Menteri Prabowo Hari Pertama di Akmil: Latihan Baris, Hujan-hujanan, Joget Koplo

Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan strategi intervensi yang tepat oleh berbagai sektor.

Khususnya dalam memperkuat peran program Keluarga Berencana dalam percepatan penurunan Stunting di Maluku Utara.

Melalui program ini, BKKBN bertujuan untuk memperluas akses dan mutu pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, terutama di wilayah-wilayah yang masih tertinggal dan rentan. (*)

Penulis : Randi
Editor : Indra

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved