Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Data BPS

BPS: Halteng dan Halsel Alami Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Tapi IPM-nya Masih Rendah

Sedangkan enam kabupaten di Malut yakni Taliabu, Sula, Morotai, Halbar, Haltim dan Halut masuk kategorikan daerah relatif terlambat berkembang.

Tribunternate.com/Faisal Didi
WEDA - Wisata Hutan Mangrove Nusliko Part di Kecamatan Weda, Halmahera Tengah. Halteng dan Halmahera Selatan adalah dua kabupaten di Maluku Utara yang masuk kategori daerah dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tapi Indeks pembangunan manusia (IPM) masih rendah. 

TERNATE, TRIBUNTERNATE.COM - Dua kabupaten di Maluku Utara (Malut) mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun indeks pembangunan manusianya (IPM) masih rendah.

Kedua daerah dimaksud adalah Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) dan Halmahera Selatan (Halsel). 

IPM merupakan indikator yang mengukur kualitas hidup berdasarkan tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak.  

Semakin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka pencapaian pembangunan manusianya semakin baik. 

Halteng dan Halsel dapat dikategorikan sebagai daerah yang berkembang cepat. 

Faktor pemicunya adalah karena dua daerah ini tumbuh menjadi pusat aktivitas pertambangan sekaligus industri pengolahan nikel di Malut.

Berbeda dengan Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan. Dua daerah ini memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tinggi, namun laju pertumbuhan ekonominya rendah.

Kedua daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai daerah yang maju tapi tertekan.

Maju karena masuk wilayah perkotaan dan salah satunya merupakan pusat perekonomian di Maluku Utara.

Infrastruktur dan SDM yang mumpuni juga telah mendorong Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan memiliki nilai IPM yang tinggi, bahkan di atas rata-rata nilai provinsi.

Fasilitas serta akses terhadap pelayanan kesehatan di dua kota tersebut yang mudah, memberikan derajat kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan kabupaten dan kota lainnya di Maluku Utara.

Hal tersebut tercatat dalam publikasi Analisis Isu Terkini Provinsi Maluku Utara 2024, Volume 6 2024. Dirilis Badan Pusat Statistik atau BPS Maluku Utara 8 November 2024. 

Pengategorian daerah tersebut merujuk Tipologi Klassen untuk mengidentifikasi sektor unggulan suatu daerah.

Dalam hal ini tipologi Klassen dilakukan untuk membagi daerah berdasarkan dua indikator utama yaitu IPM dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Dengan menentukan rata-rata IPM sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah sebagai sumbu horizontal.

Lalu bagaimana dengan daerah lainnya di Maluku Utara

Dalam publikasi BPS itu menyebutkan bahwa Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Pulau Morotai, dan Pulau Taliabu masuk kategori daerah dengan IPM dan laju pertumbuhan ekonomi rendah.

Enam kabupaten tersebut memiliki rata-rata nilai IPM dan laju pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata nilai provinsi.

Enam kabupaten itu dapat dikategorikan daerah relatif terlambat berkembang.

Hal ini dapat terjadi karena perbedaan nilai yang cukup jauh pada masing-masing dimensi pembentuk IPM. 

Terbatasnya akses sarana prasarana dan infrastruktur kesehatan di suatu wilayah dapat menghambat peningkatan pada dimensi umur panjang dan hidup sehat.

Kualitas kesehatan yang baik tidak hanya ditunjang oleh ketersediaan pendanaan yang memadai, namun juga oleh ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan yang berkualitas.

Tidak sedikit fasilitas kesehatan dibangun, tapi tidak tersedia pelayanan kesehatan karena tidak ada tenaga kesehatan.

Selain itu, kualitas pelayanan kesehatan dapat dilihat dari pengelolaan pelayanan kesehatan.

Pada sebagian besar kabupaten yang nilai rata-rata IPMnya di bawah rata-rata nilai provinsi, masih banyak rumah tangga yang belum memiliki sumber air minum bersih, sumber air minum layak, dan fasilitas buang air besar yang baik. 

Selain itu, minimnya sarana prasarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan tenaga medis di beberapa wilayah di Maluku Utara juga mendorong rendahnya dimensi ini.

Mengingat kesehatan sangat berperan dalam meningkatkan kulitas manusia, diharapkan setiap masyarakat memiliki akses ke fasilitas sanitasi dan kesehatan yang layak dan mudah. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved