Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Lipsus Jukir Liar

Fenomena Parkir Liar di Ternate Menurut Dr Taufik Karim

Parkir liar ini bukan sekadar masalah teknis, tapi sudah menjadi wajah dari lemahnya penegakan regulasi dan tata kelola perkotaan

Penulis: Sansul Sardi | Editor: Munawir Taoeda
Istimewa
STATEMENT: Doktor Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) dari IPB University Taufik Z.Karim 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Kota Ternate, Maluku Utara sedang menghadapi tantangan serius dalam tata kelola parkir.

Fenomena parkir liar tak hanya merusak estetika kota, tapi menimbulkan keresahan warga serta kebocoran PAD.

Perihal itu disampaikan Dr Taufik Z Karim, alumni mahasiswa IPB University dan Doktor Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan.

Dikatakan, praktik juru parkir liar kini menjamur hampir di seluruh titik strategis kota dari pusat perbelanjaan, area masjid, hingga zona Car Free Day (CFD).

Baca juga: Akademisi Soroti Parkir Liar di Ternate: Ganggu Estetika Kota, Perlu Ketegasan Penegakan Perda

Ironisnya, keberadaan mereka seolah berlangsung tanpa pengawasan atau kontrol yang jelas.

STATEMENT: Doktor Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) dari IPB University Taufik Z.Karim
STATEMENT: Doktor Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) dari IPB University Taufik Z.Karim (Istimewa)

"Parkir liar ini bukan sekadar masalah teknis, tapi sudah menjadi wajah dari lemahnya penegakan regulasi dan tata kelola perkotaan, "kata Taufik, Kamis (26/6/2025).

Kemarahan Warga dan Kebocoran PAD

Keluhan dari masyarakat pun tak terbendung. Ungkapan seperti, "Torang datang tara ada, pas pulang dorang muncul minta bayar," menggambarkan keresahan warga terhadap juru parkir liar yang kerap muncul tiba-tiba, tanpa seragam, karcis, ataupun tanggung jawab hukum jika terjadi kehilangan kendaraan.

Lebih dari sekadar mengganggu, parkir liar telah menjadi sumber kebocoran PAD. Dengan tidak adanya sistem retribusi resmi yang berjalan efektif, potensi pemasukan daerah hilang begitu saja ke kantong oknum.

Parahnya lagi, di sejumlah titik seperti kawasan CFD depan Masjid Raya Ternate, petugas Dishub tampak hanya fokus pada lalu lintas tanpa mengintervensi parkir liar yang leluasa memungut bayaran.

Menurut Taufik, parkir liar bukan persoalan individu semata. Ada semacam jaringan sosial informal yang menopang keberadaan mereka.

Minimnya lapangan kerja formal membuat parkir liar menjadi alternatif mata pencaharian, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Namun jika dibiarkan, ini akan membentuk sistem bayangan yang merusak tatanan kota.

"Regulasinya ada. Tapi tidak ditegakkan. Itu masalah utamanya, "tegas Taufik.

Belum adanya sistem parkir modern seperti e-parking atau pembayaran nontunai membuat kontrol dan pengawasan semakin sulit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved