Pemprov Malut
Di Mana Sherly Laos Bangun Pusat Pelatihan Malut United, Gubernur Ungkap Daerah
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mengungkapkan di mana dirinya ingin membangun pusat pelatihan untuk Malut United
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mengungkapkan di mana dirinya ingin membangun pusat pelatihan atau training ground untuk Malut United.
Hal tersebut diungkapkan saat Sherly Laos diundang oleh pemilik Bali United, Pieter Tanuri, ke kamp pelatihannya.
Melihat training centre milik Bali United, Sherly Laos jadi sangat terinspirasi.
Baca juga: Ternyata Sherly Laos Diundang Pieter Tanuri Pemilik Bali United, Kini Belajar demi Malut United
Baca juga: Studi Banding ke Bali United, Sherly Laos: Saya Ga Membandingkan tapi Mau Belajar untuk Malut United
Sang gubernur berharap, anak-anak Maluku Utara bisa mendapatkan fasilitas serupa yang fungsional, meski tidak semewah milik Bali United.
"Sangat komprehensif, sangat profesional dengan view lautnya yang sangat cantik."
"Ada sembilan lapangan di sini, untuk pelatihan, semua fasilitas untuk pemainnya sangat bagus, saya datang ke sini untuk melihat dan ingin mengimplementasikan di Maluku Utara," ujarnya dalam unggahan Instagram terbaru.
Sherly Laos membocorkan rencana Pemprov Malut untuk membangun training centre di Ibu Kota Sofifi.
"Tahun ini, Malut United mulai bangun akademi bola untuk anak-anak timur, dan kita Pemprov sedang siapkan masterplan training centre di Sofifi," ungkapnya.
Majukan Malut United
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, banjir pujian gara-gara aksinya untuk Malut United.
Sherly Laos studi banding ke markas Bali United demi memajukan Malut United.
Sherly Laos pergi ke Pulau Dewata pada Sabtu (12/7/2025).
Di sana, Sherly Laos disambut oleh pemilik Bali United, Pieter Tanuri dan jajaran manajemen klub.
Sang gubernur juga disambut oleh para pemain pimpinan Johnny Jansen.
"@baliunited.trainingcenter hari Sabtu (12/7) siang ini mendapat kunjungan dari Gubernur Maluku Utara @s_tjo dalam rangka studi banding pusat pelatihan dari Bali United.
Tampak mendampingi owner Bapak Pieter Tanuri dan jajaran manajemen Bali United.
Tak cuma itu, barisan kepelatihan yang dipimpin oleh Johnny Jansen dan juga pemain Bali United tampak hadir.
Info akurat @malutunitedfc bakal punya Training Center ya?" tulis akun @baliunitedfc.
Kunjungan Sherly Laos ke Bali langsung menuai pujian dari warganet.
@suna**: Hebat. Walaupun Cewek. Gubernur Malut tp sepertinya punya Visi besar untuk membangun sepakbola di Malut..
@futs**: Malut dan Maluku bangga punya ibu
@glg_**: Nahh bagus ini soalnya tulehu juga asli malut, banyak bibit2 disana harus dididik di academy agar bisa lebih matang lagi bisa abroad lagi perjuangan tetep masih panjang
@aji_**: Memang keren bu sherly
Hak Warga Belum Terpenuhi
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, mengeluhkan bahwa kebutuhan dasar warganya banyak yang belum terpenuhi.
Pemikiran ini muncul ketika Sherly Laos mengunjungi sejumlah rumah tidak layak huni atau RTLH di wilayahnya di Halmahera Selatan.
Ada rumah yang sanitasinya, untuk kamar mandi dan WC, sangat tidak layak.
Sherly Laos bertekad, kisah-kisah menyedihkan dari warganya tidak hanya untuk diviralkan lalu tidak dipedulikan.
Sang gubernur ingin langsung bertindak untuk membantu para warganya.
"Hari itu kunjungan melihat penerima renovasi RTLH. Lantainya masih tanah, dindingnya papan tua. Dan yang paling membuat hati saya tercekat—tidak ada kamar mandi, apalagi WC.
Saya sempat terdiam beberapa detik. “Kalau buang air di mana, Bu?” tanya saya perlahan. Ibu rumah tangga itu, dengan senyum segan, menjawab, “Di kali belakang, Ibu. Saya pun ke belakang dan melihat sebuah ruang yang jauh dari kata layak utk sebuah kamar mandi.”
Saya genggam tangan beliau. Bukan rasa kasihan, tapi rasa bersalah sebagai pemimpin yang masih belum bisa menjangkau semua dengan cepat.
Ini bukan tentang WC. Ini tentang martabat. Tentang hak dasar yang belum terpenuhi. Dan tentang fakta bahwa sanitasi yang layak masih menjadi kemewahan bagi sebagian warga kita.
Saya tidak ingin ini hanya jadi cerita sedih yang viral lalu hilang. Saya minta tim teknis segera data ulang rumah-rumah yang belum punya akses sanitasi layak. Kita tidak bisa bangun peradaban kalau toilet saja masih mimpi.
Bagi sebagian orang, punya kamar mandi mungkin hal biasa. Tapi bagi sebagian lainnya, itu adalah harapan yang belum terwujud.
Pemerintah tak bisa kerja sendiri. Saya percaya, ketika kita semua ikut merasa—maka kita akan ikut bergerak." tulis Sherly Laos.
Sherly Laos Beri Ucapan
Seorang warga Halmahera Selatan begitu beruntung mendapat ucapan selamat ulang tahun dari Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda.
Momen itu terjadi saat Sherly Laos mendatangi Desa Tomon, Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan.
Sherly Laos menjalankan agendanya untuk mengunjungi rumah-rumah tidak layak huni atau RTLH yang butuh diberi bantuan.
Selesai mengunjungi rumah demi rumah, para warga menanti Sherly Laos di jalan.
Jalanan penuh, warga mengerubungi sang gubernur.
Terdengar ada seorang wanita muda yang menyebutkan bahwa ada temannya yang berulang tahun.
Sontak, sosok yang berulang tahun langsung bahagia disalami sang gubenur dan diberi ucapan selamat.
"Mana? Mana? Mana? Ulang tahun? Oh, happy birthday!" ucap Sherly Laos.
"Terima kasih," jawab wanita itu sembari tertawa riang.
Nasib Keluarga Pak Ance
Beginilah nasib kurang beruntung yang dialami oleh keluarga Pak Ance di Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Pak Ance adalah seorang pembuat gula merah yang berpenghasilan rata-rata hanya Rp1 juta saja sebulan.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mendatangi rumah Pak Ance yang jauh dari kata layak.
Untunglah hidup keluarga Pak Ance akan ada sedikit perbaikan melalui bantuan dari Pemprov Malut.
Sherly Laos mengecek beberapa ruangan dan kondisinya, termasuk atap di ruang tamu.
Di mana atap rumah Pak Ance ada bagian yang terbuka.
"Kalau hujan berarti air masuk dari atas dan bawah," kata Sherly Laos.
Bu Ance menyebut bahwa atap rumahnya bocor, padahal atapnya memang benar-benar dalam kondisi terbuka.
"Itu bukan bocor lagi, itu terbuka," sanggah Sherly Laos turut membuat Bu Ance tertawa.
"Bocor tuh itu, lubang-lubang. Itu terbuka," tambah sang gubernur.
Keluarga Pak Ance harus berdiam diri di depan rumah jika hujan turun mengingat ruang tengah kemasukan air hujan.
Bu Ance mengaku dirinya dan anaknya yang masih kecil tidak merasakan masuk angin karena sudah terbiasa dengan keadaan.
"Kalau hujan air masuk," kata Bu Ance.
"Lalu ibu pindah ke mana kalau hujan?" tanya sang gubernur.
"Duduk-duduk paling di muka dulu," jawab Bu Ance
"Sambil basah? Dengan adik? Tidak masuk angin?" tanya Sherly Laos.
"Sudah biasa ya?" tambahnya yang mendapat anggukan dari Bu Ance.
Rumah Pak Ance bisa dibilang jauh dari kata layak.
Apalagi persoalan sanitasi, yakni kamar mandi dan WC, yang sangat tidak layak.
Melihat itu semua, Sherly Laos merasa bersalah lantaran dirinya belum bergerak cukup cepat untuk membantu semua warganya.
Curhatan Sherly Laos
Inilah isi curahan hati Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, saat jauh-jauh datang ke DKI Jakarta.
Sherly Laos terbang ke Jakarta salah satunya untuk menemui Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi.
Di sana, Sherly Laos mendiskusikan beberapa hal, termasuk kondisi Sofifi sebagai Ibu Kota Maluku Utara.
Selain bersama Menhub, Sherly Laos juga berdiskusi dengan ajaran Dirjen Perhubungan Laut dan Udara.
Diskusi tersebut digelar di Kantor Kemenhub, Jakarta, pada Senin, 4 Juli 2025.
Sherly Laos memusatkan diskusi dengan kondisi Maluku Utara yang masih cenderung terisolasi.
Apalagi dengan Sofifi yang belum memiliki akses udara langsung padahal menjadi ibu kota provinsi.
Hal itu dijelaskan Sherly Laos dalam unggahan Instagram @s_tjo pada Selasa, 8 Juli 2025.
"Dalam pertemuan ini, kami berdiskusi mendalam soal:
1. Solusi jangka menengah soal bandara skala nasional terdekat dengan Sofifi.
Kami mendorong segera hadirnya konektivitas udara langsung Jakarta – Sofifi (melalui bandara alternatif terdekat) sebagai game changer percepatan pertumbuhan ibukota provinsi Maluku Utara. Ini bukan soal gengsi, tapi soal efisiensi layanan publik dan daya saing daerah.
2. Pengembangan Pelabuhan Matui di Halbar dan Pelabuhan di Halmahera Utara , untuk kesiapan ekspor produk turunan kelapa dan hasil pertanian/perikanan lainnya.
Maluku Utara tak bisa hanya kirim bahan mentah terus-menerus. Kita butuh pelabuhan yang siap untuk ekspor berstandar industri.
3. Trans Kiera - Rencana Makro Transportasi Maluku Utara yang kami siapkan akan meliputi darat, laut, udara—terintegrasi secara fisik, jadwal, dan sistem pembayaran," tulis sang gubernur.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.