Penerapan CSR Industri Tambang, Membangun Komunitas dari Konflik hingga Kebaikan

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Di tengah kritik tajam terhadap industri pertambangan, sejumlah perusahaan menunjukkan bahwa manfaat sosial bisa direngkuh lewat program CSR yang konsisten.

Artikel ini menyoroti empat perusahaan yang terbukti menjalankan CSR yang mendapat apresiasi masyarakat, antara lain PT ANTAM (PT Gag Nikel), PT Bumi Resources, PT Agincourt Resources, dan PT Position di Halmahera Timur.

1. PT ANTAM – PT Gag Nikel (Raja Ampat)

Sebagai satu-satunya tambang nikel aktif di sekitar Raja Ampat, PT Gag Nikel menjalankan program CSR yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan.

Programnya mencakup pelatihan keterampilan kerja, pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta pendampingan ekonomi masyarakat pesisir.

Meski sempat mendapat perhatian pemerintah karena lokasi operasinya yang sensitif, perusahaan ini tetap berkomitmen menjalankan operasional yang bertanggung jawab dan terbuka terhadap audit publik.

2. PT Position (Halmahera Timur)

Mulai beroperasi sejak akhir 2024, PT Position, anak usaha Harum Energy, hadir dengan sejumlah inisiatif CSR yang difokuskan pada pendidikan, ekonomi lokal, dan kesehatan komunitas.

Di sektor pendidikan, PT Position membentuk English Club untuk pengenalan bahasa Inggris sejak dini di beberapa SD di Kota Maba, serta menyelenggarakan seminar lingkungan bersama pelajar lintas sekolah yang juga melibatkan Dinas terkait.

Sementara itu di bidang Kesehatan melalui Program Comdev, PT. Position aktif bersinergi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota Maba memberikan penyuluhan dan pendampingan kegiatan penanganan stunting di desa-desa lingkar tambang.

Di bidang ekonomi, perusahaan mendampingi kelompok UMKM olahan seperti abon ikan, keripik pisang tanduk, dan produk sagu disertai pembangunan rumah produksi sebagai sarana usaha mandiri warga.

Selain itu, PT Position juga aktif memfasilitasi sarana kegiatan olahraga, paket sembako saat hari besar, serta program pelatihan pertanian hortikultura berbasis kelompok tani muda.

Meskipun skalanya belum sebesar pemain lama, pendekatan PT Position terbilang partisipatif, melibatkan perangkat desa dan kelompok warga dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan.

Bidang lingkungan, PT. Position melibatkan partisipasi kelompok tani lokal untuk menyiapkan bibit tanaman dalam kegiatan reklamasi serta menginisiasi kegiatan rutin penanaman mangrove dengan melibatkan beberapa unsur seperti Muspika, Dinas Lingkungan dan Pemuda melalui Karang Taruna.

3. PT Bumi Resources

Bumi Resources mengarahkan CSR-nya ke pemberdayaan berbasis komunitas dengan pendekatan multisektor.

Mereka mendukung program pertanian berkelanjutan, pengelolaan sampah oleh warga, pembangunan fasilitas kesehatan, dan pelatihan kewirausahaan.

Upaya ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat sekitar wilayah tambang, terutama di sektor ekonomi produktif.

4. PT Agincourt Resources (Tambang Emas Martabe)

Sebagai pengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Agincourt dikenal sebagai salah satu pelaksana CSR terbaik nasional. 

Di 2024, perusahaan menyalurkan dana CSR lebih dari Rp 40 miliar, menyasar lebih dari 30 ribu orang.

Programnya mencakup beasiswa, pengobatan spesialis gratis ke desa terpencil, pelatihan UMKM perempuan, pelestarian budaya lokal, serta pertanian modern untuk pemuda.

Atas komitmennya, Agincourt meraih TOP CSR Awards 2025 dan penghargaan untuk kepemimpinan sosial direktur utamanya.

Penutup: CSR Sebagai Jembatan Keberlanjutan

Keempat perusahaan di atas membuktikan bahwa CSR tidak berhenti pada laporan tahunan semata.

Ketika dijalankan secara nyata, melibatkan masyarakat, dan sesuai konteks lokal, program CSR dapat menjadi jembatan antara kepentingan industri dan kesejahteraan sosial.

Meski tantangan masih ada, praktik-praktik ini membuka ruang optimisme: bahwa tambang jika dijalankan secara bertanggung jawab bukan hanya tentang menggali bumi, tapi juga tentang mengangkat martabat manusia yang tinggal di atasnya. (*)