Cerita Keluarga ABK Kapal China: Jasad Anak Dilarung Tanpa Persetujuan dan Tak Bisa Hubungi Putranya

Editor: Sansul Sardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juriah dan Rohani orang tua Ari ABK asal Ogan Komering Ilir yang jenazahnya di larung ke laut oleh kapal tempat ia bekerja menuntut kasus itu diusut tuntas dan hak-hak Ari selama bekerja diserahkan.

TRIBUNTERNATE.COM - Kisah pilu dan sedih tengah dirasakan oleh keluarga dari salah seorang seorang anak buah kapal ( ABK).

Hal ini dirasakan oleh warga di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan bernama Juriah.

Hati Juriah, ayah ABK tersebut, seolah hancur.

Sebab putranya Ari (25) meninggal dunia dan jasadnya dilarung begitu saja tanpa kabar dan persetujuan pihak keluarga.

Hari Ini, 14 ABK Indonesia di Kapal China Diterbangkan ke Tanah Air dari Korea Selatan

Pemerintah akan Pulangkan 14 ABK Indonesia yang Diduga Dieksploitasi di Kapal China Hari Ini

Berawal tawaran

Sekitar setahun yang lalu, seseorang warga desa mereka yang tinggal di Jawa menawarkan pekerjaan.

Juriah mengungkapkan, orang tersebut mencari pemuda desa yang mau bekerja di kapal luar negeri.

Anaknya, Ari menjadi salah satu orang yang menerima tawaran.

"Saat itu ada enam mau menerima tawaran orang itu, salah satunya Ari dan temannya akrab, Jefri," kata Juriah.

Tak bisa menghubungi

Namun rupanya, selama bekerja di Kapal Long Xing 629 China, Juriah tak bisa menghubungi anaknya.

Ia rindu pada putranya yang sudah berbulan-bulan bekerja di kapal tersebut.

Kerinduan itu berujung kekecewaan karena Ari tidak pernah bisa dihubungi.

"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," Juriah tertunduk.

Hingga saat-saat terakhir sampai mereka mengetahui putranya meninggal dan dilarung ke laut, tak ada sepatah kata pun yang terucap dari putranya.

Halaman
12

Berita Terkini