TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris berinisial MR dan SA di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/1/2021) pagi.
Keduanya disebut merupakan donatur atau penggalan dana aksi teror bom di gereja Zolo, Filipina.
Hal itu diungkapkan Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam, saat meninjau lokasi penggerebekan di Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1/2021) siang.
"(Terlibat) dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di gereja katedral Zolo, Filipina. Di mana pelaku merupakan kelompok jamaah villa mutiara," kata Merdisyam.
Selain itu, kata Merdisyam, MR dan SA beserta keluarganya pernah berupaya bergabung ISIS di Suriah.
"Pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah bermaksud bergabung organisasi ISIS di Suriah, namun dapat dibatalkan di bandara Soetta," ujarnya.
Lebih lanjut, Merdisyam mengungkapkan, kelompok yang ditangkap itu, kerap melakukan latihan menembak di gunung.
"Dan mulai bulan oktober 2020 lalu secara rutin melakukan latihan nembak dan naik gunung atau idat," ujar Merdisyam.
Baca juga: Update Covid-19 di Indonesia Rabu, 6 Januari 2021: 8.854 Kasus Baru, Tertinggi Sejak Awal Pandemi
Baca juga: 5 Tahun Berlalu, Kasus Tewasnya Mirna Salihin akibat Kopi Sianida Pesanan Jessica Wongso
Baca juga: Dinyatakan Dokter Positif Covid-19 tapi Hasil Tes PCR Negatif, Kalina Ocktaranny Minta Doa
Keduanya, MR dan SA merupakan pimpinan kelompok JAD yang bermarkas di Villa Mutiara.
Tidak hanya MR dan SA, Tim Densus 88 juga menangkap 18 orang lainnya di beberapa lokasi berbeda.
Satu dari 18 orang itu berinisial I, mengalami luka tembak dan masih dirawat di RS Bhayangkara.
Kini, jenazah dua terduga teroris MR dan SA yang diketahui merupakan mertua dan menantu itu berada di ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar.
Dan, saat ini Tim Densus masih memburu terduga pelaku lainnya.
Kelompok JAD
Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris di Makassar, Sulawsi Selatan, Rabu (6/1/2020).
Keduanya ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Peristiwa penangkapan terduga teroris tersebut terjadi di komplek perumahan, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
Keduanya terduga teroris masing-masing atas nama Muhamamd Rizaldy Saleh dan Ajiz.
Mereka memiliki hubungan kekerabatan yakni mertua dan menantu.
Kapolrestabes Makassar Komisaris Besar Polisi Witnu Urip Laksana, membenarkan adanya penangkapan dua terduga teroris di komplek perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Makassar Rabu (6/1/2021) pagi.
Penangkapan dilakukan Tim Densus 88 Antiteror Polri, dibackup Gegana Brimob Polda Sulsel.
"Hari ini telah dilakukan penindakan, penegakan hukum oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Gabungan bersama Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar terhadap dua orang pelaku berinsial R, kemudian satu lagi belum diketahui identitasnya," kata Kombes Pol Witnu kepada wartawan.
Kombes Pol Witnu juga membenarkan kedua terduga teroris itu tewas dalam penangkapan tersebut.
"Dilakukan tindakan tegas dan terukur terhadap dua orang tersebut, mengakibatkan meninggal dunia," ujarnya.
Menurut Witnu, keduanya merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulsel.
Baca juga: 20 Orang Terduga Teroris Ditangkap di Makassar: 2 Tewas, Masuk Jaringan Pendukung Khilafah ISIS
Baca juga: 38 Pejabat Baru KPK Dilantik, Novel Baswedan Prihatin: Pemberantasan Korupsi Kurang Serius
"Dugaan hasil penyelidikan, kedua pelaku ini adalah merupakan adalah jaringan JAD Sulsel yang mempunyai keterlibatan atau keterkaitan dengan aksi pengeboman gereja di Jolo Filiphina," ujat Witnu.
Saat ini, petugas yang terlibat penangkapan di lapangan kata Witnu masih melakukan pengembangan dan olah TKP.
Menurut wikipedia, Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah sebuah kelompok militan Indonesia yang dilaporkan memiliki kaitan dengan pengeboman Surabaya pada tahun 2018.
Negara Islam Irak dan Suriah telah mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Pada tahun 2017, kelompok ini telah diakui sebagai organisasi teroris oleh Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.
Pada 31 Juli 2018 , pengadilan di Jakarta Selatan membuat putusan yang melarang organisasi tersebut, yang memungkinkan penangkapan semua anggota dan organisasinya.
Dua anggota JAD diyakini telah melakukan serangan pisau pada menteri keamanan Indonesia yaitu Wiranto pada 10 Oktober 2019, yang mengakibatkan Wiranto dirawat di rumah sakit.
Tiga orang lainnya, termasuk seorang Polisi, ditikam dan dilukai.
Penulis: Muslimin Emba
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul 2 Terduga Teroris yang Tewas di Makassar Disebut Danai Pengeboman Gereja di Filiphina