Dalam sebuah utas cuitan di akun Twitter @tirta_hudhi yang diunggah pada Kamis (21/1/2021), Dokter Tirta menanggapi Bupati Sleman Sri Purnomo yang tertular Covid-19.
Menurut penjelasan Dokter Tirta, kasus Bupati Sleman menunjukkan bahwa vaksin tidak melindungi seseorang dari penularan.
Terlebih, Sri Purnomo baru mendapatkan satu dosis vaksin Covid-19 Sinovac.
Dokter Tirta menekankan, betapa pentingnya protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) meski sudah mendapatkan vaksin.
Di bagian akhir utas cuitan, Dokter Tirta menyebut bahwa vaksin Covid-19 yang ada terbukti efektif untuk melindungi diri dari kemungkinan gejala berat jika terkena Covid-19.
Namun, hal terpenting yang harus dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 adalah protokol 3M.
"Terkait bapak @SriPurnomoSP terkena covid, itu menandakan, bahwa vaksin bukan melindungi kita dari penularan. So pentingnya menjaga protokol 3M selalu, apalagi jika baru mendapat 1 dosis" tulis Dokter Tirta dalam bagian pertama utas cuitannya.
"Vaksin covid yg hadir, terbukti efektif melindungi dari kemngkinan gejala berat kalo kena covid. Yg melindungi dr penularan? Ya protokol 3M brok" pungkasnya.
Baca juga: Satgas Pastikan Kabar Ada Chip dalam Vaksin Covid-19 Hoaks
Baca juga: Raffi Ahmad Jadi Duta Vaksin Covid-19, Pengamat Nilai Kurang Pas: Seharusnya Sosok yang Berprestasi
Baca juga: Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Aman, Dokter Tirta: Nggak Bengkak, Nggak Pingsan, Masih Hidup
Baca juga: 240 Warga Israel Positif Covid-19 Setelah Divaksin Pfizer, Ini Penjelasan Dokter Penyakit Dalam
2. Profesor Zubairi Djoerban
Dokter internis sekaligus Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, turut menanggapi kasus infeksi Covid-19 yang dialami Bupati Sleman Sri Purnomo.
Lewat utas pendek cuitan yang diunggah pada Jumat (22/1/2021) di akun Twitternya, @ProfesorZubairi, Zubairi Djoerban menjawab pertanyaan mengapa Bupati Sleman Sri Purnomo bisa terinfeksi Covid-19 padahal sudah divaksin beberapa hari sebelumnya.
Zubairi Djoerban memberikan jawaban yang jelas; antibodi terbentuk dalam waktu 14 hari setelah suntikan vaksin dosis kedua.
Antibodi itu baru akan terbentuk maksimal beberapa bulan setelahnya.
Menurut Zubairi Djoerban, suntikan vaksin Covid-19 pertama, seperti yang baru didapat oleh Sri Purnomo, hanya memicu respon kekebalan awal.
Sehingga, kemungkinan terinfeksi Covid-19 tetap ada.