Menurut WHO, ada 331 kandidat vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dikerjakan di seluruh dunia.
Sampai vaksin baru dikembangkan, kelompok itu mengatakan, "komposisi vaksin Covid-19 saat ini mungkin perlu diperbarui."
Ini akan "memastikan bahwa (vaksin-vaksin itu) terus memberikan tingkat perlindungan yang direkomendasikan WHO terhadap infeksi dan penyakit oleh VoC (variant of concern), termasuk Omicron dan varian yang muncul di masa mendatang."
Baca juga: 8 Alasan Jaksa Tuntut Hukuman Mati terhadap Herry Wirawan Pemerkosa 13 Santri
Baca juga: Jumlah Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 506 Kasus
Baca juga: Epidemiolog: Meski Gejalanya Ringan, Varian Omicron tetap Berpotensi Bebani Layanan Kesehatan
Hanya beberapa minggu setelah Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan, semakin jelas bahwa varian itu tidak hanya jauh lebih menular daripada varian sebelumnya, tetapi juga mampu menghindari efektivitas beberapa vaksin.
WHO sejauh ini telah memberikan cap persetujuan untuk versi-versi dari delapan vaksin yang berbeda.
TAG-Co-VAC menekankan bahwa vaksin tersebut memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan kematian yang disebabkan oleh berbagai varian virus.
Data awal menunjukkan, vaksin yang ada saat ini kurang efektif dalam mencegah penyakit Covid-19 bergejala pada orang yang telah terpapar varian Omicron.
Namun, perlindungan terhadap penyakit parah, yang secara khusus dimaksudkan dalam pembuatan vaksin, "lebih mungkin dipertahankan", katanya.
"Namun, diperlukan lebih banyak data tentang efektivitas vaksin, terutama terhadap risiko rawat inap, gejala parah, dan kematian, termasuk untuk setiap platform vaksin dan untuk berbagai dosis vaksin dan rejimen produk," katanya.
PRIORITAS UTAMA "VAKSIN PRIMER"
Sementara itu, TAG-Co-VAC menggemakan sikap WHO bahwa "prioritas langsung bagi dunia adalah mempercepat akses ke vaksinasi primer."
Badan kesehatan di bawah naungan PBB itu telah menolak desakan di semakin banyak negara untuk meluncurkan program suntikan tambahan terhadap vaksin booster dalam pertempuran melawan varian baru virus corona, seperti Omicron.
WHO mengatakan, ini tidak masuk akal karena banyak orang di negara-negara miskin masih menunggu suntikan vaksin dosis pertama.
Yang mana, jika distribusi vaksin belum merata dan penularan semakin tak terkendali, maka kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya akan meningkat.
Sejauh ini, lebih dari 8 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di setidaknya 219 wilayah di dunia, menurut hitungan AFP.
Sayangnya, saat lebih dari 67 persen orang di negara-negara berpenghasilan tinggi telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, tetapi di negara yang berpenghasilan rendah, kurang dari 11 persen penduduk mereka mendapat vaksin dosis pertama, menurut angka PBB.
Sumber: AFP via Channel News Asia
(TribunTernate.com/Rizki A.)