Harga Minyak Goreng Mahal, Mendag: Kesalahan Utama Saya Tak Bisa Prediksi Perang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi.

TRIBUNTERNATE.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan tingginya harga minyak goreng merupakan imbas dari invasi Rusia ke Ukraina. 

Hal ini disampaikan Lutfi dalam rapat kerja antara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Rapat tersebut membahas tentang polemik minyak goreng.

Selain itu, rapat juga akan membahas mengenai ketersediaan berbagai komoditas jelang bulan Ramadan.

Lutfi pun menyebut dirinya membuat kesalahan karena tidak bisa memprediksi adanya perang di wilayah Eropa sehingga berdampak pada harga minyak goreng di Indonesia.

"Bahwa kesalahan utama yang saya tanggung ini adalah saya tidak bisa memprediksi perang," kata Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR yang ditayangkan di kanal YouTube KompasTV, Kamis (17/3/2022).

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi usai rapat dengan Komisi VI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2022). (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Baca juga: Airlangga Hartarto Sebut Harga Minyak Goreng Kemasan Sesuai Nilai Keekonomian agar Tak Langka

Baca juga: Daftar Harga Minyak Goreng Terbaru Usai Pemerintah Cabut HET, Kemasan 2 Liter Hampir Rp50.000

Kata Lutfi, Rusia dan Ukraina adalah negara penghasil minyak dari bunga matahari atau sunflower.

Akibat invasi tersebut, Rusia dan Ukraina tidak bisa memproduksi minyak dari bunga matahari.

Sementara itu, pengganti dari minyak sunflower atau bunga matahari adalah minyak CPO atau kelapa sawit.

Adanya peralihan ini menyebabkan harga minyak CPO menjadi naik dan otomatis berdampak pada harga minyak goreng.

"Penggantinya adalah minyak CPO, menyebabkan harga CPO melonjak dari Rp16.000 menjadi Rp21.000," terang Lutfi.

"Nah ini yang tida bisa kita prediksi untuk mengundang orang berbuat serakah dan jahat yang diorganisir oleh para mafia minyak goreng,"

Harga Minyak Goreng Dilepas, Mendag Cabut Peraturan DMO Minyak Sawit

Diwartakan Tribunnews.com, Mendag Lutfi menyatakan telah menghentikan kewajiban domestic market obligation (DMO) minyak sawit dan turunannya.

Hal ini menysul dicabutnya harga eceren tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.

Halaman
12

Berita Terkini