Virus Corona

Meski Sudah Booster, Orang yang Pernah Tertular Covid-19 Omicron Takkan Kebal dengan Varian Terbaru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Orang yang sudah divaksinasi booster tidak akan kebal dari penularan Covid-19 varian terbaru - Foto: Tenaga medis menyuntikan vaksin booster ke peserta di Masjid Al Itihad Tebet, Jakarta, Sabtu (26/03/2022).

TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 varian Omicron tidak akan kebal dari infeksi Covid-19 varian turunan Omicron.

Melansir Mirror, seorang ilmuwan Imperial College London menemukan bahwa orang yang tertular varian Covid-19 yang asli dan turunannya mungkin sudah memiliki tingkat kekebalan yang lebih baik, namun tidak dengan varian Omicron.

Dalam penelitiannya, tubuh orang yang pernah terinfeksi Covid-19 Omicron belum tentu akan memiliki tingkat kekebalan yang lebih baik terhadap varian Omicron yang baru, yakni BA.4 dan BA.5.

Temuan ini kemudian dapat menjelaskan mengapa banyak orang yang sudah pernah terinfeksi Omicron, masih bisa tertular varian lain dalam waktu berdekatan, bahkan setelah mereka baru saja sembuh.

Tetapi, kabar baiknya adalah jumlah kematian Covid-19 yang terdaftar di Inggris dan Wales terus turun, meskipun penurunan tersebut dipengaruhi oleh hari libur bank Jubilee.

Profesor Danny Altmann dari Departemen Imunologi dan Peradangan Imperial College mengatakan bahwa Omicron mampu "terbang di bawah radar", sehingga tidak diingat oleh sistem kekebalan manusia.

"Pesannya agak suram. Omicron dan variannya hebat dalam terobosan, tetapi buruk dalam menginduksi kekebalan, sehingga kita mendapatkan infeksi ulang ad nauseum dan tenaga kerja yang sangat terkuras," kata Altmann dikutip Mirror dari Telegraph.

"(Omicron) Tidak hanya dapat menembus pertahanan vaksin, tampaknya (juga) meninggalkan sangat sedikit keunggulan yang (sebenarnya) kita harapkan pada sistem kekebalan."

"Ini lebih tersembunyi dari varian sebelumnya dan terbang di bawah radar, sehingga sistem kekebalan tidak dapat mengingatnya."

Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Naik Drastis, Satgas Covid-19 Ungkap Faktor Penyebabnya, Varian Baru?

Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Merangkak Naik, Satgas Sebut Kasus Mingguan Naik 2 Kali Lipat

Selain itu, penelitian menemukan bahwa mereka yang sudah divaksinasi tiga kali tanpa pernah terinfeksi sebelumnya, apabila terinfeksi Omicron maka varian ini akan memberikan peningkatan kekebalan terhadap varian sebelumnya seperti Alpha, Beta, Gamma dan strain asli.

Namun, infeksi pertam varian Omicron tersebut tidak akan ada yang mampu melawan Omicron itu sendiri.

Meski begitu, berdasarkan data di Inggris, kasus kematian yang tercatat dari mereka yang terinfeksi varian Omicron lebih sedikit daripada yang biasanya terjadi.

Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Sudah Masuk Indonesia

Virus corona subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Hal itu telah dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Pihak Kemenkes RI juga menyebut bahwa subvarian memiliki tingkat gejala atau sakit yang rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.

Pada 6 Juni 2022, total ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia.

Keempat kasus terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali, seperti diberitakan Kemenkes.

Sisanya, 3 orang kasus positif BA.5, yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23-28 Mei 2022.

Kondisi klinis tiga orang itu antara lain, dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Rata-rata dari mereka sudah vaksin booster bahkan sampai ada yang empat kali divaksin Covid-19.

Juru Bicara Kemenkes, dr Mohammad Syahril mengatakan, di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID. Laporan tersebut berasal dari 58 negara.

Adapun 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sedangkan, BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara.

Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Baca juga: Sebut Covid Varian Baru akan Terus Ada, dr Tirta: Tidak Perlu Heboh-heboh

Baca juga: Ternyata Hanya Terbantu Vaksin, Peneliti Ungkap Sebenarnya Omicron sama Parahnya seperti Varian Lain

“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2."

"Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya,” kata dr. Syahril pada konferensi pers secara virtual di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Ada 3 negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus Covid-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA.4 dan BA.5. Sementara, di Indonesia kasus adanya BA.4 dan BA.5 dimulai pada awal Juni 2022.

Dikatakan dr Syahril, yang perlu diwaspadai yaitu immune escape, artinya imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian omicron.

Apa saja gejala BA.4 dan BA.5?

Secara keseluruhan, gejala Covid-19 tetap cukup konsisten.

Subvarian omicron BA.4 dan BA.5 tampaknya tidak menjadi perbedaan besar dari gejala Omicron lainnya, kata Thomas Russo, M.D., profesor dan kepala penyakit menular di Universitas di Buffalo di New York.

Mereka juga tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak lebih parah daripada versi sebelumnya dari Omicron, dikutip dari Prevention.

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Kompas.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Baca juga: Varian Baru Omicron XE, Gabungan dari Omicron BA.1 dan BA.2, jadi Varian Covid yang Paling Menular

Baca juga: Kasus Covid-19 Kembali Tinggi, Ini Respons Presiden Jokowi, Menteri Kesehatan, hingga Epidemiolog

Gejala Covid-19 yang paling umum menurut CDC, meliputi:

- Demam atau kedinginan

- Batuk

- Sesak napas atau kesulitan bernapas

- Kelelahan

- Nyeri otot atau tubuh

- Sakit kepala

- Hilangnya rasa atau bau baru

- Sakit tenggorokan

- Hidung tersumbat atau pilek

- Mual atau muntah

- Diare

- Pilek

Tidak sepenuhnya jelas dari mana Subvarian omicron BA.4 dan BA.5 berasal.

Namun, subvarian ini telah terdeteksi pada tingkat rendah di beberapa negara di Afrika Selatan dan Eropa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan pada bulan Mei bahwa varian tersebut telah terlihat di Botswana, Afrika Selatan, Jerman, dan Denmark, di antara negara-negara lain.

Pencegahan yang perlu dilakukan saat ini adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan menerima vaksin booster.

(TribunTernate.com/Ron)(Mirror.co.uk)(Tribunnews.com)

Berita Terkini