Cacar Monyet

Cacar Monyet Semakin Mewabah, WHO akan Segera Putuskan Status Kedaruratannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komite ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu pada Kamis (23/6/2022) untuk memutuskan apakah wabah cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan global.

TRIBUNTERNATE.COM - Komite ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu pada Kamis (23/6/2022) untuk memutuskan apakah wabah cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan global.

Hasil pertemuan itu akan dikeluarkan paling cepat pada hari Jumat, kata WHO.

Lonjakan kasus cacar monyet telah terdeteksi sejak Mei di luar negara-negara Afrika Barat dan Tengah di mana penyakit itu telah lama mewabah.

Sebagian besar kasus baru terjadi di Eropa Barat.

Mengutip The Straits Times, hingga kini telah ada lebih dari 3.200 kasus yang dikonfirmasi.

Menurut Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, ada satu kematian cacar monyet yang kini telah dilaporkan ke WHO.

Baca juga: Penyebaran Cacar Monyet atau Monkeypox Semakin Meluas, Ahli Desak WHO Segera Beri Panduan Khusus

Baca juga: Terus Meningkat, WHO Catat 2.821 Kasus Cacar Monyet Terkonfirmasi dan 72 Kasus Kematian

Baca juga: Cacar Monyet Meluas, WHO: Ada Penularan Tak Terdeteksi di Negara Non-Endemik

Dr Tedros mengumumkan pada 14 Juni lalu, bahwa ia akan membentuk komite darurat untuk menilai apakah wabah tersebut merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).

Diketahui, PHEIC merupakan alarm tertinggi yang dapat disuarakan oleh badan kesehatan PBB tentang suatu penyakit.

Selain memberikan penilaian PHEIC, anggota komite ditetapkan untuk memberikan saran kepada WHO dan negara-negara anggotanya tentang cara mencegah penyebaran penyakit tersebut dengan lebih baik dan mengelola responsnya.

Dr Tedros mengatakan pada pertemuan itu bahwa semua negara perlu memperkuat kapasitas mereka untuk mencegah penularan cacar monyet, menggunakan pengawasan, pelacakan kontak dan mengisolasi pasien yang terinfeksi.

"Wabah di negara-negara yang baru terkena dampak terus bertambah terutama di antara pria yang berhubungan seks dengan pria."

"Selain itu, juga terjadi pada orang yang telah melaporkan hubungan seks baru-baru ini dengan pasangan baru, atau dengan banyak," katanya, melalui tautan video dari KTT Persemakmuran di ibu kota Rwanda, Kigali.

"Penularan dari orang ke orang sedang berlangsung dan kemungkinan tidak dianggap serius."

Baca juga: Penyebaran Cacar Monyet atau Monkeypox Semakin Meluas, Ahli Desak WHO Segera Beri Panduan Khusus

Dia mengatakan bahwa selain 3.200 lebih kasus yang dikonfirmasi, hampir 1.500 kasus yang diduga cacar monyet dan sekitar 70 kematian yang diduga telah dilaporkan di Afrika tengah tahun ini.

Komite darurat akan memberi Dr Tedros rekomendasi PHEIC, dan penilaian risiko terhadap kesehatan manusia, risiko penyebaran internasional, dan risiko gangguan lalu lintas internasional.

Dr Tedros kemudian akan membuat keputusan akhir tentang apakah PHEIC harus diumumkan, berdasarkan saran mereka.

Gejala awal cacar monyet yang normal termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam seperti cacar air.

Sebagian besar ahli setuju bahwa cacar monyet secara teknis memenuhi kriteria definisi darurat WHO.

Cacar monyet adalah peristiwa yang tiba-tiba dan tidak biasa yan menyebar secara internasional, dan membutuhkan kerja sama lintas negara.

Meskipun demikian, menurut Dr Clare Wenham, asisten profesor kesehatan global di London School of Economics, WHO kini sedang berada dalam posisi genting setelah Covid-19.

Menurutnya, jika WHO menyatakan keadaan darurat dan negara-negara tidak bertindak, itu dapat merusak peran badan tersebut dalam mengendalikan penyakit global.

"Mereka dalam kondisi yang buruk jika melakukannya, dan tetap dalam kondisi yang buruk juga jika tidak melakukannya," tambahnya.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkini