Sementara terkait adanya perintah dari atasan, kata Julian, hal tersebut dapat dilihat dari tembakan gas air mata yang diarahkan ke seluruh penjuru stadion.
"Maka ini ada unsur komando. Pertama dia menggunakan, kedua ditembakkan sengaja dengan ritme yang sama. Ini yang perlu dicari ke depannya," katanya.
Julian menambahkan jika dugaan dari pihaknya terbukti benar maka pemberi perintah harus dihukum secara pidana bukan cuma sanksi etik.
"Saya pikir dari berbagai unsur yang kita lihat, ini tidak sesederhana tindak pidana atau etik belaka. Membunuh orang itu bukan persoalan etika," tegasnya.
"Jadi kalau sudah ada unsur kesengajaan, tadi ada keserentakan dalam menindak yaitu berupa menembakkan gas air mata. Lalu yang belum diketahui, apakah ini ada komandonya," imbuhnya.
Dua poin yang disebutkan itu, katanya, menjadikan adanya dugaan lain yang konteksnya lebih besar yaitu unsur pelanggaran HAM karena dilakukan dengan sistematis.
Sehingga, Julian mendesak agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan dan mengusut tuntas tragedi yang menewaskan 131 orang ini.
"Ada upaya sistematis dari insiden diserangnya suporter sampai ratusan meninggal, ada upaya membersihkan bukti-bukti. Negara harus turun, Presiden Joko Widodo harus turun, ada unsur pelanggaran HAM," tukasnya.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengungkapkan penggunaan gas air mata telah sesuai prosedur pengamanan.
Namun hal tersebut kontradiktif dengan aturan FIFA pasal 19 b yang melarang adanya senjata api hingga gas 'pengendali massa' untuk masuk di dalam stadion.
Hanya saja, meski Nico menyebut sesuai prosedur, ia akhirnya meminta maaf kepada keluarga korban atas prosedur yang digunakan.
"Saya sebagai Kapolda prihatin sekaligus meminta maaf jika di dalam proses pengamanan yang berjalan terdapat kekurangan," ujar Nico, Kamis (4/10/2022) dikutip dari Surya.co.id.
Ia berjanji akan mengevaluasi seluruh aspek terkait penyelidikan dan penyidikan atas peristiwa nahas ini.
"Ke depannya akan kami evaluasi bersama pihak terkait. Harapannya ke depan adalah pertandingan spekabola yang aman, nyaman dan menggerakan ekonomi," ujarnya.
31 Polisi Diperiksa