"Ya tentu seluruh informasi kan disampaikan ke Presiden, ya tentu logis kalau presiden pasti tahu," ujarnya.
Kata Partai Golkar
Senada dengan PDIP, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, juga menyebut wajar.
Airlangga menganggap hal itu wajar, sebab ia mengakui jika semua sudah dipahami berdasarkan data.
Ia menegaskan 'sudah paham' dalam hal ini adalah soal masa depan.
Baca juga: Menolak Kasih Duit Saat Dipalak, Siswi Kelas 2 SD di Gresik Ditusuk Kakak Kelasnya hingga Buta
Baca juga: 8 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Daftar CPNS 2023: Ada Blacklist bagi yang Pernah Undur Diri
Baca juga: Mengenal Sistem Penilaian dan Passing Grade Tes SKD CPNS 2023 Materi TIU, TWK, dan TKP
"Ya semua sudah berdasarkan data semua sudah paham."
"Paham masa depan, saya selalu bicara masa depan," ujar Airlangga di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (16/9/2023).
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan juga sependapat yakni berbicara mengenai masa depan terkhusus bagi Koalisi Indonesia Maju.
"Itu masa depan bersama kita," ucapnya.
Bendahara Nasdem, Ahmad Sahroni, juga menilai seorang presiden bisa mengantongi data dari intelijen adalah hal yang biasa dan bahkan sudah pasti.
Sahroni sendiri menilai pernyataan Jokowi memiliki maksud agar masyarakat tak salah memilih pemimpin untuk Indonesia ke depan.
"Bahwa Presiden memiliki data akurat laporan dari intelijen, itu pasti, tapi data yang dimiliki Presiden adalah ruang lingkup keinginan yang mungkin data intelijen tidak sesuai, mungkin saja datanya benar tapi pelaku di lapangan berbeda."
"Tapi ini langkah baik Presiden karena selalu ia mengatakan, jangan salah pilih untuk memilih pemimimpin ke depannya," katanya, dikutip dari YouTube KompasTV, Minggu (17/9/2023).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Akui Pegang Data Intelijen Soal Arah Parpol, Ini Kata PDIP, Golkar, hingga Nasdem