Meski begitu, kata Denny, sebelum pendaftaran capres-cawapres ditutup, segala hal masih mungkin terjadi.
"Ada pameo terkenal di dunia politik: kecuali mengubah lelaki menjadi perempuan dan mengubah perempuan menjadi laki-laki, politik praktis bisa mengubah apapun. Itu juga termasuk bisa mengubah siapapun yang akhirnya menjadi capres dan cawapres," kata Denny JA.
Sebagai gambaran berdasarkan hasil Pemilu 2019, PDIP memuncaki perolehan suara dan menjadi pemenang dengan mengantongi 27.053.961 atau 19,33 persen suara, disusul Partai Gerindra dengan 17.594.839 atau 12,57 persen suara, dan Partai Golkar 17.229.789 atau 12,31 persen suara.
Sikap Partai Pendukung Ganjar dan Prabowo
Sikap tak mau mengalah ternyata juga tercermin dari sikap partai pendukung kedua belah pihak baik Ganjar maupun Prabowo.
PDIP sebagai partai utama pendukung Ganjar Pranowo menegaskan mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut akan tetap menjadi Capres, kalaupun Prabowo Subianto diisukan bakal dipasangkan.
“Jadi siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo, posisinya pak Ganjar adalah calon presiden. Yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo. Kami saling melengkapi, tidak beririsan tapi saling memperkuat basis pemilih dan didukung relawan,” kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto di sela Rakerda PDIP Provinsi Gorontalo, Jumat (22/9/2023).
Bahkan Hasto pun menegaskan pihaknya bersama PPP, Perindo, dan Hanura masih mengkaji sosok cawapres untuk pendamping Ganjar Pranowo.
“Terkait dengan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar sudah mengalami kajian yang mendalam tinggal menunggu momentum yang tepat nantinya akan diumumkan oleh Ibu Megawati,” kata dia.
Menurut Hasto, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri telah mendengarkan masukan dari para ketua umum partai dan berdialog berulangkali dengan Presiden Jokowi.
“Sehingga mohon sabar nanti akan diputuskan yang terbaik sebagai pasangan yang saling melengkapi dan melanjutkan estafet kepemimpinan Pak Jokowi, bergerak cepat untuk kemajuan Indonesia Raya. Menaruh perhatian pada petani, buruh, nelayan, guru dan lain-lain. Karena pendidikan sangat penting sebagai penopang kemajuan," ungkap dia.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengungkap kendala untuk mewujudkan duet Prabowo-Ganjar.
Menurut dia, saat ini baik Prabowo maupun Ganjar sama-sama diusung menjadi bakal capres untuk Pilpres 2024.
"Secara teknis, kami mencalonkan Pak Prabowo sebagai capres, itu keputusan resmi partai dan sekarang didukung oleh beberapa partai politik. Pak Ganjar juga demikian adanya, ditetapkan oleh rekan-rekan di PDIP sebagai capres."
"Tentu kita tidak akan memaksakan diri, nggak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres berarti bisa maju dua-duanya," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (22/9/2023).