TRIBUNTERNATE.COM - Jelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, muncul kabar dugaan kebocoran data Daftar Pemilih Tetap (DPT) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU RI).
Dugaan kebocoran data itu pertama kali mencuat setelah diunggah akun Jimbo, Senin (27/11/2023).
Disebut-sebut, ada sekitar 204 juta data DPT Pemilu 2024 milik KPU RI yang bocor setelah diretas.
Dalam unggahan di situs peretasan BreachForums, akun Jimbo diduga berhasil meretas akun KPU dan membobol ratusan juta data DPT.
Akun Jimbo mengaku menemukan sebanyak 204.807.203 data yang terdiri atas nama, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat.
Ia menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau senilai Rp1,14 miliar.
Dugaan bocornya data DPT di KPU turut ditanggapi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) sekaligus calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD.
Mahfud MD mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut.
"Peretasan itu sangat mengagetkan dan tentu sangat memprihatinkan," ujar Mahfud, ditemui di Kota Tangerang, Rabu (29/11/2023).
Mahfud MD lantas menyarankan KPU untuk membuat sistem kontrol yang dapat menghalangi terjadinya peretasan.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga meminta KPU untuk lebih berhati-hati.
"Itu adalah kepentingan untuk bangsa dan negara kita. Penyelenggaraan pemilu dengan baik dengan segala datanya. Saya harap KPU lebih berhati-hati," imbuhnya.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Gibran, Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud Menurut 8 Survei, Siapa yang Unggul?
Baca juga: Megawati Sindir Penguasa Saat Ini Mirip Orde Baru, TKN Prabowo-Gibran: Kan Dibentuk Ibu Sendiri
Respons berbeda ditunjukkan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Pasangan capres Anies Baswedan pada Pilpres 2024 itu berpendapat situs penyelenggara pemilu seharusnya memiliki proteksi tinggi terhadap data-data pemilih.
Cak Imin mengatakan bocornya data pemilih tersebut merupakan dampak keteledoran.