"Tapi kalau sekadar misalnya hal yang tidak ada manfaatnya, pesta dan sebagainya itu nggak ada manfaatnya," imbuhnya.
"Hukumnya makruh, dosa sih nggak, cuma makruh aja tidak disukai," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang merayakan hari kelahirannya dengan meningkatkan ibadah.
Ia pun mengingatkan umat Muslim untuk senantiasa mencontoh apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
"Nabi Muhammad SAW puasa di hari Senin, ketika ditanya, 'kenapa anda puasa?' kata beliau, 'ini hari dimana saya dilahirkan'," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Jadi, Nabi Muhammad SAW mensyukuri kelahirannya dengan meningkatkan ibadah, salah satunya dengan puasa," pungkasnya.
Berikut video lengkapnya:
Baca juga: Israel Masih Gencarkan Genosida, Ini 5 Bacaan Doa Memohon Kemenangan Warga Palestina
Baca juga: Apa Itu Tone Deaf, Istilah Ramai di Twitter untuk Prabowo Subianto yang Sebut Gaza Lemah
Pemuka agama sekaligus dai asal Riau, Ustaz Abdul Somad, juga sudah pernah membahas terkait hukum mengucapkan selamat ulang tahun.
Penjelasan pendakwah yang akrab disapa UAS itu juga banyak beredar dalam video-video singkat baik di YouTube maupun media sosial.
Dalam sebuah tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official berjudul "Hukum Mengucap Ulang Tahun", Ustaz Abdul Somad menjelaskan terkait hukum mengucapkan selamat ulang tahun, baik itu disampaikan dalam Bahasa Arab maupun bahasa lainnya.
Sebagaimana disampaikan Ustaz Abdul Somad, hal tersebut dilihat berdasarkan substansinya.
Misalnya saja seperti beberapa ucapan yang sering atau populer digunakan oleh orang banyak, yaitu HBD (Happy Birthday), selamat ulang tahun, barakallahu fii umrik, atau mabruk alfa mabruk.
"Pertama Happy, Happy itu kan senang," jelas Ustaz Abdul Somad.
Oleh sebab itu, merujuk pada kata 'Happy' dalam ungkapan Happy Birthday atau HBD memiliki substansi senang.
Kemudian ucapan dalam bahasa Indonesia, selamat ulang tahun yang memiliki substansi selamat.