Data tersebut sudah diperingkat menurut status kesejahteraan (desil 1-desil 10) dan sudah dipadankan NIK nya dengan Dukcapil, Kementerian Dalam Negeri.
Mendukbangga Wihaji, mengatakan data yang dapat disinergikan dengan Kemensos adalah data Keluarga Risiko Stunting (KRS) dengan data kesejahteraan sosial. Sehingga KRS dapat juga sebagai penerima bantuan sosial.
Wihaji menjelaskan Kemendukbangga/BKKBN mendapat tugas sebagai tim pelaksana percepatan penurunan stunting sesuai d Perpres Nomor 72/2021.
Kemendukbangga juga dapat menyediakan informasi karakteristik keluarga untuk melengkapi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) Kemensos.
"Contohnya, KRS dapat menjadi anggota Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH). Kami perlu kolaborasi sehingga lebih efektif dan efisien."
"Karena tugas kami mencegah dan menggerakan. Yang bisa memberikan 'treatment' adalah Kemensos, "tambah Wihaji.
Dari data Pendataan Keluarga 2023, terdapat sebanyak 8,6 juta KRS, di mana 3,5 juta (40,8 persen) adalah keluarga dengan status kesejahteraan rendah/miskin dan rentan (desil 1-3).
Untuk diketahui, Keluarga Risiko Stunting atau KRS adalah keluarga sasaran (keluarga dengan pasangan usia subur/balita/ibu hamil) yang memiliki faktor risiko stunting.
Sementara Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi program prioritas Kemensos, karena memberikan perlindungan sosial sepanjang hayat.
Disebut perlindungan sosial sepanjang hayat karena akan menyasar mulai dari ibu hamil, anak usia dini, masa pendidikan, hingga lansia dan disabilitas.
Jika melihat sasaran program, maka Kemensos dan Kemendukbangga/BKKBN memiliki program yang beririsan.
Gus Ipul, sapaan akrab Menteri Sosial, menyampaikan beberapa program yang beririsan dengan kinerja Kemendukbangga/BKKBN.
Disebutkan, irisan program itu terdapat pada Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga), Indeks Kerentanan Keluarga, Indeks Kemandirian Ekonomi Keluarga, dan jumlah lansia yang mendapatkan pendidikan sepanjang hayat.
"Dengan saling bersinergi dan berbagi, diharapkan akan dapat dilakukan graduasi lebih banyak lagi, agar dapat dikeluarkan dari data penerima bantuan, "jelas Gus Ipul.
Terakhir, Kemensos dan Kemendukbangga/BKKBN sama-sama memiliki pendamping daerah yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.