Arti Kurikulum Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka, Begini Penjelasan Singkat dan Lengkap

Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROGRAM: Murid SD Negeri Unggulan 10 Morotai saat menghadiri acara peresmian sekolah belum lama ini. Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Deep Learning yang disebut-sebut akan menjadi pengganti Kurikulum Merdeka?

TRIBUNTERNATE.COM - Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Deep Learning yang disebut-sebut akan menjadi pengganti Kurikulum Merdeka?

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memberi isyarat mengenai perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. 

Kurikulum Merdeka kabarnya akan diganti dengan sistem belajar yang dikenal dengan istilah Deep Learning. 

Baca juga: Kurikulum Merdeka Bisa Ganti, Menteri Abdul Muti Ubah Aturan UN hingga PPDB Zonasi Hilang?

Baca juga: SMP dan SMA se Halmahera Selatan Maluku Utara Jadi Sasaran Identifikasi Sifilis

"Jadi arah pembelajaran ke depan itu mau saya arahkan ke namanya deep learning," ungkap Abdul Mu'ti dalam video yang diunggah oleh Ketua Umum Matematika Nusantara, Moch. Fatkoer Rohman lewat akun Instagramnya @fatkoer, dikutip Tribunnews.com Jumat (8/11/2024).

Lantas, seperti apa metode pembelajaran dengan Kurikulum Deep Learning? 

Simak penjelasannya di bawah ini. 

Mengenal Kurikulum Deep Learning

Abdul Mu'ti menyampaikan, Kurikulum Deep Learning dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan yang lebih mendalam. 

Pembelajaran Deep Learning juga mendorong guru untuk selalu berimprovisasi. 

Nantinya, jumlah mata pelajaran di sekolah akan dikurangi. 

Sehingga materi pelajaran yang dipelajari siswa akan lebih ringan, namun guru akan menjelaskan materi tersebut dengan lebih mendalam.

“Mata pelajarannya itu nanti dikurangi. Sehingga materi pelajarannya mungkin ringan, tetapi cara menjelaskannya mendalam,"

"Dengan cara itu, guru bisa berimprovisasi, murid bisa berkembang pemikirannya," imbuh Abdul Mu'ti. 

Terdapat tiga elemen utama dalam Kurikulum Deep Learning, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning. 

Mindfull Learning

Mindfull Learning bertujuan untuk memberikan ruang kepada siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pendekatan ini juga memperhatikan perbedaan kebutuhan dan potensi tiap siswa. 

Meaningfull Learning

Pada elemen Meaningfull Learning, siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap pembelajaran yang mereka pelajari. 

Mendikdasmen menekankan bahwa siswa perlu mengetahui mengapa suatu materi pelajaran penting dan bagaimana materi tersebut bisa bermanfaat di kehidupan sehati-hari.

Dengan mengetahui maksud dari materi pembelajaran dan manfaatnya, siswa diharapkan lebih termotivasi untuk belajar.

Joyfull Learning 

Abdul Mu'ti mengatakan, elemen Joyfull Learning berkaitan dengan Meaningfull Learning.

Dengan mengetahui maksud dan manfaat dari materi pelajaran, maka pembelajaran yang dihadapi siswa akan terasa menyenangkan.

Meski begitu, Joyfull Learning bukan sekedar pembelajaran yang menyenangkan, melainkan sebuah pendekatan yang berfokus pada kepuasan dari pemahaman mendalam. 

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya merasa senang belajar, tetapi juga benar-benar memahami materi yang dipelajari.

Keputusan Baru

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti mengungkapkan pihaknya masih melakukan kajian terhadap kebijakan zonasi pada  Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) , kurikulum pendidikan, dan Ujian Nasional (UN).

Ia mengatakan, kepastian mengenai kelanjutan sejumlah kebijakan pendidikan tersebut akan diumumkan pada awal tahun ajaran baru.

"Itu semuanya masih dalam proses pengkajian karena kan kami tidak mungkin melakukan perubahan di tengah tahun ajaran. Jadi perubahan itu, perubahan atau tidak ada perubahan itu akan kami sampaikan di awal tahun ajaran," ujar Abdul Muti di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (5/11/2024).

Terkait program zonasi PPDB, Abdul Mu'ti mengatakan Kemendikdasmen akan melibatkan para kepala dinas pendidikan provinsi.

Kemendikdasmen ingin mendengarkan masukan dari para kepala dinas pendidikan.

"Nanti kami akan mengundang dinas pendidikan Provinsi seluruh Indonesia untuk rapat terkait dengan zonasi," ucapnya.

Kajian yang sama, menurut Abdul Mu'ti, juga dilakukan terhadap pelaksanaan UN.

Pemerintah akan menentukan nasib mengenai kelangsungan UN berdasarkan kajian tersebut.

"UN nanti kita akan melakukan pengkajian. Semuanya masih dalam proses pengkajian," pungkasnya.

Permintaan PGRI

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi meminta pemerintahan Prabowo Subianto serius membenahi sistem pendidikan nasional.

"PGRI menaruh harapan besar atas pelantikan Presiden dan Wapres RI yang baru dan terbentuknya kabinet pemerintahan yang baru untuk menjalankan program program pembangunan selanjutnya terutama di bidang pembangunan sumber daya manusia melalui pembenahan sistem pendidikan yang berkualitas," ujar Unifah ikutip Selasa (22/10/2024).

Unifah mengatakan, menteri pendidikan baru di Kabinet Merah Putih memikul harapan besar dari para guru.

Menurutnya, menteri baru baik Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bisa menampung aspirasi masukan para guru demi perbaikan kualitas pendidikan.

"Evaluasi kurikulum diperlukan menyeluruh untuk memperbaiki kekurangan tanpa harus mengganti substansi kurikulum," jelasnya.

Seperti diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto telah melantik 48 Menteri, 5 Kepala Lembaga dan 56 Wakil Menteri pada hari ini Senin (21/10/2024).

Dalam Kabinet Merah Putih, Prabowo merubah nomenklatur Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).  

Kemendikbudristek dipecah menjadi tiga nomenklatur, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, dan Kementerian Kebudayaan.

Mendikdasmen Kunjungi KWI

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengunjungi kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta.

Agenda ini menjadi lanjutan kunjungan kerja Abdul Mu'ti ke sejumlah organisasi penyelenggara pendidikan.

"Kami menyadari, dalam membangun sistem pendidikan ada peran serta masyarakat yang penting di dalamnya. KWI merupakan satu di antara organisasi yang memiliki dan menyelenggarakan pendidikan dengan skala yang besar," kata Abdul Mu'ti melalui keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).

"Untuk itu, kunjungan ini menjadi silatuhrami kami di Kemendikdasmen sekaligus mendapatkan aspirasi dan pencerahan untuk merumuskan kebijakan pendidikan ke depan," tambah Abdul Mu'ti.

Abdul Mu’ti menyoroti tentang gotong royong dalam membangun pendidikan.

Ia menyebut bahwa Kemendikdasmen memiliki prinsip bahwa pihak swasta merupakan mitra dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dirinya menilai KWI sudah membantu pemerintah dalam membangun pendidikan, terutama penguatan karakter peserta didik.

"Sejatinya, pendidikan merupakan sarana membangun integrasi sosial, tempat di mana para murid bertemu dengan murid lainnya dan menjadi rumah belajar membentuk karakter bangsa,” ungkapnya.

Menteri Mu’ti berharap, kunjungan ini akan membangun kerja sama yang baik ke depannya antara Kemendikdasmen dengan KWI.

"Kami memiliki enam program prioritas yang harus tercapai. Untuk itu, kami perlu kerja bersama bergotong royong membangun kemitraan dengan sejumlah mitra. Semoga ini menjadi awal yang baik guna bersama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa,” pungkasnya.

Dalam kunjungan ini turut hadir Wamendikdasmen Atip Latipulhayat dan Fajar Riza UI Haq; Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril; Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan, Nunuk Suryani, dan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah, Fahdi Fahlevi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa Itu Kurikulum Deep Learning? Dicanangkan Mendikdasmen Jadi Pengganti Kurikulum Merdeka

Berita Terkini