Tentu, hubungan kedekatan antara pelatih dan para pemain ini bisa memudahkan interaksi di dalam tim.
Harapannya, komunikasi yang lancar dapat membantu Kluivert untuk membawa skuad Garuda punya performa lebih baik.
2. Sosok Kepemimpinan (Positif)
Alasan lainnya yang digunakan pihak federasi untuk menunjuk Kluivert ialah faktor kepemimpinan.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menilai kepemimpinan menjadi catatan krusial yang mesti diperbaiki Timnas Indonesia.
Hadirnya Kluivert tentu diharapkan PSSI bisa menjawab permasalahan tersebut.
Dengan rekam jejaknya yang melegenda di Belanda, dia tentu diharapkan mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi para pemainnya.
Tentu, nama-nama pemain bintang seperti Jay Idzes, Mees Hilgers, Thom Haye, dan lain-lain bisa lebih segan dan menghormati Kluivert karena rekam jejaknya yang mentereng saat masih aktif bermain.
3. Reputasi Bagus (Positif)
Tak hanya itu, PSSI juga dapat menggoda lebih banyak pemain keturunan Indonesia-Belanda dengan hadirnya Kluivert sebagai pelatih kepala.
Reputasi sang pelatih di Negeri Kincir Angin memang sudah tak perlu diragukan.
Dengan ‘menjual nama’ Kluivert, PSSI bisa meyakinkan lebih banyak pemain-pemain keturunan, terutama yang masuk kategori ‘Grade A’ untuk bersedia menjalani proses naturalisasi demi memperkuat Timnas Indonesia.
Ini menjadi modal sosial yang sangat baik untuk ke depannya, terutama jika Kluivert mampu membawa skuad Garuda tampil lebih baik setelah menjadi suksesor Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
4. Minim Pengalaman (Negatif)
Rekam jejak Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala sebetulnya tak begitu mentereng. Dia tak memiliki pengalaman yang panjang sebagai pelatih kepala. Kariernya lebih banyak dihabiskan sebagai asisten.