TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Dalam rangka memeriahkan semarak Festival Ramadan dan Milad ke-40 Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA), Kementerian Agama (Kemenag) menggelar penulisan Mushaf Nusantara secara serentak di 29 provinsi.
Sebanyak 365 kaligrafer dari berbagai daerah turut serta dalam kegiatan yang dimulai pada Rabu (19/03/2025).
Di Maluku Utara, penulisan mushaf dipusatkan di Aula Zamzam Asrama Haji Transit Ternate. Tiga kaligrafer asal Maluku Utara yang mendapat amanah untuk menulis Mushaf Nusantara, yaitu Isnain, Muhammad Khair Alikhwan dan Muhamad Radjiman.
Baca juga: Pernikahan Dini dan Stunting: Tantangan dan Strategi Kebijakan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Ketiga alumi Lemka ini diberikan tanggung jawab untuk menulis bagian dari Juz 30, dengan rincian Isnain menulis halaman 589, Muhammad Khair Alikhwan halaman 590, dan Muhammad Radjiman halaman 591.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Maluku Utara, H. Amar Manaf, yang memantau secara langsung penulisan mushaf nusantara di Asrama Haji Transit Ternate berharap kegiatan seperti ini bukan hanya berlangsung pada bulan Ramadan saja.
Akan tetapi, dapat berlangsung pada peringatan kegiatan lain seperti Hari Santri maupun Hari Amal Bhakti Kemenag.
"Harapannya kedepan Maluku Utara bisa membuat kembali Al-Qur'an tulis tangan sendiri dari para kaligrafer yang ada di Provinsi Maluku Utara melalui kegiatan-kegiatan besar Kementerian Agama", ujar Amar Manaf.
Sementara itu, Burhanuddin Onde, selaku Ketua Tim Kerja Penais melaporkan, untuk wilayah Maluku Utara kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti.
Dengan melibatkan kaligrafer dari berbagai daerah, Mushaf Nusantara menjadi bukti keberagaman di Indonesia dapat bersatu dalam keindahan Islam yang bisa menghasilkan sebuah mushaf dengan sentuhan khas Indonesia.
Baca juga: Hadiri Peluncuran Program Kreasi, Amar Manaf Harap Pendidikan RA dan MI di Maluku Utara Meningkat
Salah satu peserta, Muhammad Radjiman, mengaku merasa terhormat bisa menjadi bagian dari penulisan Mushaf Nusantara.
"Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Menulis Al-Qur'an bukan sekadar menorehkan huruf di atas kertas, tetapi juga bentuk ibadah dan tanggung jawab besar."
"Kami berharap mushaf ini menjadi warisan bagi generasi mendatang," imbuhnya. (*)