Pemprov Malut

Gubernur Maluku Utara Sherly Laos Tetap Prioritaskan Pendidikan Lewat Kerja Sama dengan UB Malang

Penulis: Fizri Nurdin
Editor: Munawir Taoeda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENDIDIKAN: Proses penandatanganan MoU yang dilakukan Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dengan Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang Dr Anton Efani, Kamis (21/8/2025). Pada kesempatan itu sang gubernur mengatakan komitmen pemerintah daerah untuk menempatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas utama pembangunan

TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Gubernur Maluku Utara Sherly Laos menerima kunjungan jajaran pimpinan Universitas Brawijaya (UB) Malang dalam sebuah pertemuan strategis itu di Ternate, Kamis (21/8/2025). 

Delegasi UB dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Prof. Muchammad Ali Safaat, didampingi sejumlah pejabat akademik, termasuk Wakil Direktur Pascasarjana UB, Dr. Anton Efani.

Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Pemprov Maluku Utara untuk membangun jembatan kolaborasi dengan dunia kampus, khususnya dalam bidang:

  • Pendidikan dan pelatihan,
  • Penelitian bersama,
  • Program pengabdian masyarakat
  • Serta bentuk kerja sama lain yang mendukung pembangunan daerah

Baca juga: Bintang Malut United Yakob dan Yance Sayuri Kembali Dipanggil Bela Timnas Indonesia

Dalam sambutannya, Sherly Laos menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menempatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas utama pembangunan.

Salah satu langkah nyata adalah melalui program beasiswa, baik jenjang sarjana (S1) maupun doktoral (S3).

Sepatan dua kata Gubernur Maluku Utara Sherly Laos saat bersua petinggi Universitas Brawijaya Malang, Kamis (21/8/2025)

Menurutnya, Pemprov Maluku Utara telah menyiapkan 1.000 paket beasiswa sarjana yang diprioritaskan bagi mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi lokal dengan syarat akreditasi minimal 'Baik Sekali' (B) dan sudah menjalin kerja sama (MoU) dengan pemerintah daerah.

"Untuk beasiswa S1, kami prioritaskan 1.000 mahasiswa belajar di Maluku Utara. Yang lebih mendesak saat ini adalah beasiswa S3 bagi dosen atau masyarakat yang memiliki integritas tinggi."

"Saat ini baru sekitar 18 persen dosen di Maluku Utara yang bergelar doktor. Kami siap dukung studi doktoral di UB atau kampus lain sesuai pilihan masing-masing, "ujar Sherly Laos.

Selain itu, Sherly Laos menekankan bahwa dukungan beasiswa ini tidak hanya sekadar memberi kesempatan belajar, tetapi juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan pembangunan daerah, baik di sektor pendidikan, kesehatan, pertanian maupun ekonomi.

Meski menghadapi keterbatasan fiskal, Pemprov Maluku Utara tetap berusaha mengalokasikan anggaran pendidikan secara optimal.

Dari total APBD Rp 3,4 triliun, sekitar Rp 1 triliun atau 30 persen masih digunakan untuk membayar hutang daerah.

Meski demikian, diperkirakan sisa hutang akan turun menjadi Rp 700 miliar pada akhir 2025.

"Dengan kondisi fiskal yang terbatas, kami tetap berkomitmen. Ini bukan soal besar kecil anggarannya, tapi tentang keberanian memulai."

"Kami ingin membuka jalan agar anak-anak Maluku Utara bisa mendapatkan akses pendidikan lebih baik, "jelas Sherly Laos.

Komitmen Pemprov Maluku Utara ini mendapat apresiasi dari pihak Universitas Brawijaya. Wakil Direktur Pascasarjana UB, Dr. Anton Efani, bahkan membagikan pengalaman langsungnya membantu mahasiswa asal Halmahera yang kini berhasil kuliah berkat dukungan beasiswa Bappenas.

Halaman
12

Berita Terkini