Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kunci Jawaban

4 Studi Kasus PPG 2025 dan Kunci Jawaban: Permasalahan Apa yang Pernah Anda Hadapi?

Berikut referensi jawaban Studi Kasus PPG 2025, masalah media, LKPD, strategi pembelajaran, dan penilaian.

Editor: Primaresti
Tribunnews.com/ Irwan Rismawan
KUNCI JAWABAN - Ilustrasi guru. Sejumlah guru mengikuti acara edukasi keuangan bertema Guru Jago Financial di Jakarta, Kamis (9/10/2025). Berikut referensi jawaban Studi Kasus PPG 2025, masalah media, LKPD, strategi pembelajaran, dan penilaian. 

Mengatasi Kebosanan Belajar dan Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas III Melalui Strategi Pembelajaran Inovatif

Sebagai seorang guru kelas III di SD Harapan Bangsa pada awal tahun ajaran 2024/2025, saya dihadapkan pada tantangan umum namun krusial: bagaimana mempertahankan minat dan keaktifan belajar siswa sepanjang hari.

Terutama setelah transisi dari pembelajaran daring ke luring penuh, saya mengamati bahwa siswa saya menunjukkan rentang perhatian yang lebih pendek, mudah bosan, dan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada mata pelajaran tematik yang mengintegrasikan berbagai muatan pelajaran.

Permasalahan yang Dihadapi:

Permasalahan utama yang saya hadapi adalah strategi pembelajaran yang monoton dan belum efektif dalam membangkitkan keaktifan serta mempertahankan fokus siswa kelas III. Saya menyadari bahwa metode ceramah, penugasan di buku teks, atau bahkan diskusi kelompok standar yang saya gunakan seringkali membuat siswa cepat jenuh.

Beberapa siswa tampak mengantuk, sebagian lagi asyik dengan dunia sendiri (mencoret-coret buku, berbicara dengan teman di luar topik), dan hanya sedikit yang aktif bertanya atau berpendapat. Hal ini berdampak pada pemahaman materi yang kurang mendalam, terutama pada konsep-konsep abstrak atau yang memerlukan eksplorasi langsung. Lingkungan kelas terasa kurang dinamis dan interaktif, sehingga potensi setiap anak untuk belajar secara optimal belum sepenuhnya tergali.

Bagaimana Upaya Anda untuk Menyelesaikannya?

Melihat bahwa strategi yang ada kurang optimal, saya berkomitmen untuk melakukan perubahan fundamental dalam pendekatan mengajar saya. Saya memutuskan untuk mengadopsi strategi pembelajaran yang lebih variatif, partisipatif, dan menyenangkan, disesuaikan dengan karakteristik usia siswa kelas III. Langkah-langkah yang saya ambil meliputi:

  • Pendekatan Belajar Melalui Permainan (Gamifikasi): Saya mulai mengintegrasikan permainan edukatif ke dalam setiap sesi pembelajaran. Misalnya, untuk materi matematika tentang perkalian, kami bermain "Petualangan Matematika" di mana siswa harus memecahkan soal untuk maju. Untuk materi Bahasa Indonesia, kami bermain tebak kata atau menyusun kalimat dari kartu.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek Sederhana dan Konkret: Untuk mata pelajaran tematik, saya memperkenalkan proyek-proyek kecil yang dapat disentuh dan dilihat hasilnya oleh siswa. Contohnya, pada tema Lingkungan, siswa diminta membuat miniatur taman atau poster kampanye menjaga kebersihan di sekitar sekolah.
  • Strategi Pembelajaran Kooperatif yang Beragam: Saya tidak hanya mengandalkan kelompok statis, tetapi mencoba berbagai model seperti Team-Games-Tournament (TGT), di mana kelompok bersaing dalam kuis setelah belajar bersama, atau Numbered Head Together, di mana setiap anggota kelompok harus siap menjawab pertanyaan yang diajukan secara acak.
  • Pemanfaatan Media Visual dan Audio-Visual Interaktif: Saya lebih sering menggunakan video animasi edukasi, lagu-lagu pembelajaran, dan gambar-gambar berwarna. Saya juga mengajak siswa untuk membuat mind map atau poster bersama di papan tulis.
  • Gerakan dan Aktivitas Fisik Singkat (Brain Breaks): Untuk menjaga fokus, setiap 20-30 menit, saya menyisipkan brain breaks berupa senam ringan, lagu dengan gerakan, atau permainan singkat.

Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?

Hasil dari perubahan strategi ini sungguh luar biasa. Antusiasme dan keaktifan belajar siswa meningkat drastis. Suasana kelas menjadi lebih hidup, ceria, dan interaktif. Siswa tidak lagi pasif; mereka berlomba-lomba menjawab, bertanya, dan berpartisipasi dalam setiap permainan atau proyek.

Rentang perhatian mereka juga membaik, terbukti dari minimnya siswa yang mengantuk atau terdistraksi. Nilai rata-rata pada evaluasi harian dan proyek-proyek kecil menunjukkan pemahaman konsep yang lebih baik dan kemampuan aplikasi yang meningkat. Mereka juga terlihat lebih percaya diri dalam berinteraksi dan berkolaborasi.

Pengalaman Berharga Apa yang Bisa Anda Petik Ketika Menyelesaikan Permasalahan Tersebut?

Pengalaman berharga yang saya petik adalah bahwa strategi pembelajaran yang efektif bagi siswa SD haruslah berpusat pada pengalaman, partisipasi aktif, dan bersifat menyenangkan. Saya belajar bahwa anak-anak di usia ini belajar paling baik melalui doing, playing, dan exploring.

Guru harus menjadi fasilitator yang kreatif dan adaptif, tidak takut mencoba hal-hal baru, dan senantiasa berinovasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Keterlibatan emosional dan fisik siswa dalam pembelajaran ternyata menjadi kunci utama dalam menjaga motivasi dan menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif. Sebuah strategi yang efektif bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang menciptakan kecintaan terhadap proses belajar itu sendiri.

4. Studi Kasus PPG 2025 Masalah Penilaian

Merancang Penilaian Otentik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa SMP

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved