Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Demo DPRD

Gubernur Malut Sherly Laos Temui Pengunjuk Rasa di Tengah Gas Air Mata dan Ricuh Aksi di Ternate

"Aksi-aksi yang berujung ricuh justru akan memperburuk keadaan, sebab roda perekonomian terhambat, "ucap Gubernur Maluku Utara Sherly Laos

Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Munawir Taoeda
Istimewa
TUNTUTAN: Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dan Sarbin Sehe turun langsung menemui massa aksi. Tampak pula Wali Kota Ternate, Tauhid Soleman, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara, Ikbal Ruray, serta sejumlah pimpinan Forkopimda Malut hadir dalam kesempatan tersebut, tepat di depan kantor DPRD Kota Ternate, Kelurahan Ternate, Kecamatan Ternate Selatan, Senin (1/9/2025) 

TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Suasana di depan kantor DPRD Kota Ternate, Maluku Utara memanas saat pengunjuk rasa dan aparat keamanan sempat terlibat saling dorong hingga berujung kericuhan, Senin (1/9/2025). 

Pengunnjuk rasa melempari aparat keamanan, dan sebagai bentuk peringatan, pihak keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Di tengah situasi yang memanas itu, Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dan Sarbin Sehe turun langsung menemui pengunjuk rasa.

Mereka tidak sendiri, tampak pula Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman, Ketua DPRD Maluku Utara M Ikbal Ruray, serta sejumlah pimpinan Forkopimda Malut.

Baca juga: AKBP Adnan Wahyu Kashogi: Unjuk Rasa di Taliabu Kondusif

Langkah sigap sang gubernur untuk berdialog langsung dengan massa aksi menuai perhatian publik. 

TUNTUTAN: Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dan Sarbin Sehe turun langsung menemui massa aksi. Tampak pula Wali Kota Ternate, Tauhid Soleman, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara, Ikbal Ruray, serta sejumlah pimpinan Forkopimda Malut hadir dalam kesempatan tersebut, tepat di depan kantor DPRD Kota Ternate, Kelurahan Ternate, Kecamatan Ternate Selatan, Senin (1/9/2025)
TUNTUTAN: Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dan Sarbin Sehe turun langsung menemui massa aksi. Tampak pula Wali Kota Ternate, Tauhid Soleman, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara, Ikbal Ruray, serta sejumlah pimpinan Forkopimda Malut hadir dalam kesempatan tersebut, tepat di depan kantor DPRD Kota Ternate, Kelurahan Ternate, Kecamatan Ternate Selatan, Senin (1/9/2025) (Istimewa)

Dengan pengawalan ketat aparat keamanan, Gubernur perempuan pertama di Maluku Utara itu memilih untuk berbicara langsung dengan para pendemo agar situasi tidak semakin memanas.

Dalam dialog terbuka tersebut, Sherly Laos menyampaikan sejumlah pesan penting.

Ia menegaskan bahwa keresahan masyarakat saat ini terutama disebabkan oleh sulitnya kondisi ekonomi, dan ia memahami betul hal itu. 

Namun ia mengingatkan bahwa aksi-aksi yang berujung ricuh justru akan memperburuk keadaan, sebab roda perekonomian menjadi terhambat.

"Semua ini kan ada banyak mamah-mamah yang makannya dari pendapatan harian. Jadi kalau ekonomi berhenti kan harusnya juga mereka yang terdampak,"

"Kita ini semua rakyat Indonesia, merah putih, dan tentu mau yang terbaik,"ujar Sherly di hadapan massa aksi.

Sherly juga menekankan dirinya selalu terbuka untuk menerima masukan maupun kritik, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Menurutnya, solusi permasalahan hanya bisa dicapai apabila semua pihak mau duduk bersama dan mencari jalan keluar tanpa harus merusak persaudaraan di Maluku Utara.

"Ada tinggal ngomong saja. Saya selalu terbuka di sosmed saya, ketemu saya, akan saya update. Solusi bisa kita cari bersama dan ingat, torang ini semua basudara. Apa yang terjadi di pusat sebenarnya kan jauh dari kita di Maluku Utara,"lanjutnya.

Lebih jauh, Sherly mengingatkan Maluku Utara adalah rumah bersama yang harus dijaga kedamaiannya. 

Jika kondisi daerah tetap aman dan nyaman, maka ekonomi akan berjalan dengan baik. 

Sebaliknya, jika konflik terus berlanjut, yang paling dirugikan adalah masyarakat kecil.

"Orang ini semua harus jaga Maluku Utara, Maluku Utara ini harus damai. Ini rumah kita semua, kalau rumah kita damai dan nyaman, ekonomi ini berputar,"

"Harus ingat kita semua tenang dan berpikir kenapa awalnya ini terjadi. Karena masyarakat merasa ekonominya sulit. Tetapi setelah satu minggu ini terjadi, ekonomi bukan lebih baik, malah lebih sulit lagi, karena rodanya berhenti,"kata Gubernur Sherly.

Sherly juga mengingatkan kembali tujuan awal dari aspirasi yang disuarakan masyarakat, yakni keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk mencari solusi dengan cara-cara yang baik agar benar-benar terwujud keadilan sosial, pemerataan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

"Padahal tujuan awal ini untuk ekonomi lebih baik. Jadi mari kita cari solusi bersama. Kita salah, kita kritik dengan cara baik-baik, supaya ada solusi,"

"Tujuannya satu, keadilan sosial, pemerataan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat Maluku Utara,"tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Sherly Laos juga memaparkan sejumlah program yang telah dijalankan pemerintahannya bersama Wakil Gubernur Sarbin Sehe. 

Program tersebut, antara lain pembangunan rumah layak huni, pemberian modal usaha bagi masyarakat kecil.

Hingga perjuangan mendapatkan alokasi anggaran tambahan dari pemerintah pusat untuk mendukung kesejahteraan masyarakat Maluku Utara.

"Kalau diperhatikan semua program kami, saya dan Pak Sarbin, kita bangun rumah, kita kasih modal, kita cari masalah, kita cari solusi,"

"Kita juga berjuang cari anggaran di pusat untuk masyarakat Maluku Utara agar benar-benar sejahtera dalam artian yang sebenarnya,"pungkas Sherly Laos.

Dengan sikap terbuka Gubernur Maluku Utara tersebut, massa aksi pun bersedia untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut. 

Meski demikian, aparat keamanan tetap disiagakan untuk mengantisipasi potensi terjadinya kericuhan susulan.

Situasi berangsur kondusif setelah dialog langsung antara pemerintah daerah dan massa aksi dilakukan. 

Langkah sigap Gubernur Sherly Laos dan jajaran pimpinan daerah tersebut dinilai sebagai upaya penting dalam meredam ketegangan.

Sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk hadir di tengah masyarakat pada saat situasi sulit.

Baca juga: Kadinkes Halmahera Timur Abdullah Yakub: Sudah 6 Ribu Warga Periksa Kesehatan Gratis

Diketahui, aksi unjuk rasa yang didominasi mahasiswa ini mengangkat isu sentral “Lawan Rezim yang Menindas, Wujudkan Kesejahteraan Rakyat.”

Selain itu, mereka juga menyuarakan sejumlah tuntutan lain, di antaranya menghentikan represifitas Polri, menolak kenaikan tunjangan DPR.

Mendesak pencopotan Kapolri, menuntut reformasi total Polri dan reformasi hukum, mendorong amandemen UUD 1945, serta meminta pembebasan masyarakat adat dan warga yang ditangkap.(*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved