Kesultanan Bacan
Sultan Bacan Kukuhkan Muhridin Harisi Sebagai Ketua Paguyuban Wakatobi Halmahera Selatan
Diterimanya Wakatobi sebagai masyarakat adat Kesultanan Bacan menjadi bukti titah Sultan Bacan, Halmahera Selatan sebelumnya
Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Sultan Bacan ke 22 Muhammad Irsyad Maulana Sjah resmi mengukuhkan Murhidin Harisi sebagai Ketua Paguyuban Wanci, Kaidupa, Tomia dan Buton (Waktaobi) Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Pengukuhan ditandai dengan pemakaian topi adat Wakatobi kepada para pengurus yakni Kampuruni.
Pengukuhan berlangsung di Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan, Jl. Kebun Karet Putih, Kecamatan Bacan Selatan, Rabu (24/9/2025) malam.
Dalam sambutannya, Muhridin Harisi mengaku bangga karena Wakatobi diterima dan menjadi bagian masyarakat adat Kesultanan Bacan.
Baca juga: KNPI Halmahera Timur: Perda TKL Ialah Perwujudkan Kesejahteraan Masyarakat
"Kami sangat merasa bangga dan terharu karena selain di akui sebagai salah satu paguyuban di Halmahera Selatan."

"Kami juga diakui sebagai masyarakat adat yang berada di bawah payung Kesultanan Bacan," ujarnya.
Muhridin menambahkan, diterimanya Wakatobi sebagai masyarakat adat Kesultanan Bacan menjadi bukti titah Sultan Bacan sebelumnya yakni mendiang almarhum Sultan Gahral Adyan Sjah.
"Bahwa orang Buton adalah orang Bacan yang bersuku Buton, orang Gorontalo adalah orang Bacan yang bersuku Gorontalo dan begitupun suku lain yang mendiami bumi Halamhera Selatan."
"Untuk itu, sekali lagi dalam pengukuhan ini kami patut berbahagia karna kami dikukuhkan langsung oleh yang mulia Sultan Bacan, "pungkas Muhridin.
Sementara, Sultan Bacan Muhammad Irsyad Maulana Sjah mengisahkan bahwa relasi Wakatobi dengan Kesultanan Bacan sudah berlangsung sangat lama.
"Kehadiran keluarga Wakatobi (di Bacan), dulunya dikenal dengan sebutan orang Binongko, kemudian berganti menjadi orang Buton. Ini sudah berlangsung sangat lama, tepatnya jauh sebelum negara ini ada," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Kesultanan Bacan sejak zaman kolonialisme, memiliki perusahaan Batjan Archipelago Maschapijt (BAM).
Perusahaan ini sempat berada di puncak kejayaannya, bahkan menjadi primadona dan rebutan di pasar regional Eropa sehingga memiliki mata uang sendiri.
Hal itu bisa terwujud berkat kehadiran orang Binongko dan juga etnis lainnya seperti Sanger, Gorontalo dan lain-lain.
"Yang oleh leluhur kami Sultan Maulana Muhammad Shadiq Sjah dan kemudian dilanjutkan oleh Sultan Muhammad Oesman Shadiq Sjah menerima dan memberikan mereka lapangan pekerjaan di perusahaan tersebut, "tuturnya.
Sultan juga menyatakan, relasi antara Kesultanan Bacan dan Wakatobi tidak berhenti saat berkembangya perusahaan BAM.
Relasi ini terus berlangsung dan semakin kokoh ketika salah satu putra Bacan yakni almarhum Ompu Alwi Iskandar Alam menjadi Camat di Wanci pada 1980-an.
"Saat itu beliau memberi izin agar kapal lapempengo dan beberapa kapal lainnya di masa itu dapat beroperasi ke negerinya, yakni Bacan," ungkapnya.
Ia pun erharap agar paguyuban Wakatobi di Halmahera Selatan dapat memperkokoh silaturahim dan dapat menjadi bagian dalam pembangunan negeri.
"Dengan mengharap keridahan dan petunjuk Ompulah Ta'alaa, saya mengajak kepada seluruh masyarakat Wakatobi serta seluruh insan masyarakat adat yang ada di wilayah petuanan Soa-nang Salapang Kesultanan Bacan, mulai dari Gane, Ombi Raa, Makoya dan Kasiruta, Mandioli dan lain- lain untuk bersama kembalikan kejayaan negeri kita ini, negeri Kesultanan, "tandas sang sultan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.