TPPO
Ini Tips Kapolda Maluku Utara Usai 4 Warga Halmahera Selatan Jadi Korban TPPO di Myanmar
"Lapangan kerja di Maluku Utara lebih besar, makanya jangan termakan bujuk rayu iming-iming gaji besar di negara orang, "kata Irjen Pol Waris Agono
Penulis: Randi Basri | Editor: Munawir Taoeda
Ringkasan Berita:1. Kapolda Maluku Utara: jangan tergiur dengan gaji besar dalam bekerja ke luar negeri.
2. Potensi SDA Maluku Utara lebih besar dan dapat dinikmati masyarakat tanpa harus tergiur gaji besar yang tidak jelas
3. Kapolda Maluku Utara minta masyarakat untuk memastikan bahwa semua proses rekrut ke luar negeri dilakukan secara resmi, legal dan prosedural
TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Kapolda Maluku Utara Irjen Pol Waris Agono mengajak masyarakat agar tidak tergiur dengan gaji besar dalam bekerja ke luar negeri.
Langkah ini diambil buntut 4 warga Halmahera Selatan jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus penawaran bekerja di luar negeri dan iming-iming gaji besar.
Kata Kapolda, potensi sumber daya alam (SDA) di Maluku Utara lebih besar dan dapat dinikmati masyarakat tanpa harus tergiur gaji besar yang tidak jelas.
Kalau pun direkrut, Kapolda minta masyarakat untuk memastikan bahwa semua proses dilakukan secara resmi, legal dan prosedural.
Baca juga: Ditreskrimum Polda Maluku Utara Selidiki Dugaan TPPO 4 Warga Halmahera Selatan
"Lapangan kerja di Maluku Utara lebih besar, makanya sekali lagi jangan termakan dengan bujuk rayu dengan iming-iming gaji besar di negara orang yang belum pasti, "katanya saat dikonfirmasi di Kadaton Kesultanan Ternate, Senin (27/10/2025).
Kasus di Halmahera Selatan lanjut Kapolda, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri hingga beberapa Kementerian terkait agar dapat mendalami sindikat yang merekrut empat warga Halmahera Selatan.
Kronologi
Diketahui 4 korban dugaan TPPO bernama Feni Astari Dareno (23), Asriadi Musakir (24), Zether Maulana (22) dan Tantoni.
Mereka awalnya dijanjikan pekerjaan sebagai marketing di Thailand dengan gaji sekitar Rp 12 juta per bulan.
Namun belakangan terungkap bahwa para korban justru dikirim ke Myanmar bukan Thailand sebagaimana dijanjikan.
Informasi ini diketahui setelah salah satu korban, Feni, berhasil menghubungi keluarganya.
Feni mengaku mereka tidak berada di Thailand melainkan di Myanmar.
Bahkania juga tidak mengetahui nama perusahaan tempat bekerja karena tidak ada papan nama maupun identitas resmi di lokasi tersebut.
Baca juga: 4 Warga Halmahera Selatan Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar
Pihak yang diduga sebagai perekrut diketahui bernama Dindong yang sebelumnya menawarkan pekerjaan tersebut dengan iming-iming gaji tinggi.
Sekarang kasus ini sudah ditangani Dirreskrimum Polda Maluku Utara pada 6 Oktober 2025.
Yang dibuktikan dengan STTL/LP/B/84/X/2025/SPKT/POLDA MALUKU UTARA tertanggal 6 Oktober 2025. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.