Hari Pahlawan Nasional 2025
Mengenal Zainal Abidin Syah, Kebanggaan Maluku Utara Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Zainal Abidin Sjah menetap di Ambon hingga wafat pada 4 Juli 1967 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha Ambon
Ringkasan Berita:
- Zainal Abidin Syah serta 9 tohoh lainnya dianugerahi gelas dari Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (10/11/2025).
- Penobatan gelar Pahlawan Nasional ini juga dihadiri Gubernur Maluku Utara Sherly Laos.
- Zainal Abidin Sjah lahir pada 5 Agustus 1912. Ia merupakan anak dari pasangan Do Husain Do Sangaji dan Do Salma Do Yusup.
TRIBUNTERNATE.COM - Dua kali diusul dan gagal, Sultan Tidore ke-37 Zainal Abidin Syah kini resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional di momentum Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2025.
Zainal Abidin Syah serta 9 tohoh lainnya dianugerahi gelas dari Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (10/11/2025).
Melansir Tribunnews.com, Penganugerahan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Baca juga: Daftar 10 Tokoh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, dari Maluku Utara Ada Zainal Abidin Syah
Penobatan gelar Pahlawan Nasional ini juga dihadiri Gubernur Maluku Utara Sherly Laos.
Penganugerahan gelar pahlawan ini kata Sherly Laos, bukan hanya sebuah penghormatan kepada Sultan tapi juga bagi warga Indonesia Timur.
"Bagi kami suatu pengakuan bahwa ada kontribusi besar dari Maluku Utara dan Indonesia Timur dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia," ujarnya.
Berikut kami lampirkan profil dari Zainal Abidin Syah.
Profil Zainal Abidin Syah
Zainal Abidin Sjah lahir pada 5 Agustus 1912. Ia merupakan anak dari pasangan Do Husain Do Sangaji dan Do Salma Do Yusup.
Ia menempuh pendidikan di HIS Ternate tahun 1924, Mulo Batavia 1928, dan Osvia Makassar 1934.
Zainal Abidin Sjah juga sempat menjadi Ambtenaar Hulp Bistuu dan Bistuur di Kota Ternate, Manokwari, dan Sorong tahun 1934-1942.
Tak lama, tahun 1943 Zainal Abidin Sjah menjadi Kepala Kehakiman Ternate masa Pemerintahan Jepang hingga 1944.
Kemudian, pada tahun 1945 ia ditawan oleh Jepang dan diasingkan ke Jailolo.
Setelah bebas dari tawanan, Zainal Abidin Sjah diangkat menjadi Sultan Tidore ke-35 pada Februari tahun 1947 hingga 1967.
Zainal Abidin Sjah menetap di Ambon hingga wafat pada 4 Juli 1967 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha Ambon, selanjutnya pada 11 Maret 1986, pihak keluarga Kesultanan Tidore memindahkan kerangka Sultan Zainal Abidin ke Kelurahan Soa Sio Tidore dan disemayamkan di Pelataran Kedaton Kie Soa-Sio.
Ditunjuk Menjabat Gubernur pertama Provinsi Irian Barat
Pada tanggal 17 Agustus 1956, Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Propinsi Perjuangan Irian Barat dengan Ibu kota sementara di Soa-Sio Tidore.
Keputusan tersebut diambil oleh Presiden Soekarno dengan alasan Papua serta pulau-pulau sekitarnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore sejak ratusan tahun lalu.
Zainal Abidin Sjah kemudian ditetapkan sebagai Gubernur propinsi perjuangan Irian Barat pada tanggal 23 September 1956 di Soa-Sio Tidore (SK Presiden RI No. 142/ Tahun 1956, Tanggal 23 September 1956).
Selanjutnya sesuai SK Presiden RI No. 220/ Tahun 1961, Tanggal 4 Mei 1962, ia ditetapkan sebagai Gubernur DPB pada Departemen Dalam Negeri di Jakarta.
Sebagai Gubernur, Zainal Abidin Sjah diperbantukan pada Operasi Mandala di Makassar (TRIKORA) Perjuangan Pembebasan Irian Barat tahun 1962.
Dan dibebastugaskan 1 Juni 1963.
Memilih Gabung dengan Indonesia
Sultan Zainal Abidin Sjah berusaha memasukkan Papua ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Presiden Soekarno pun memberi tiga pilihan kepada Zainal Abidin Sjah, yakni bergabung dengan Indonesia, bergabung dengan Belanda, atau membuat negara sendiri bersama Papua.
Saat itu, Rosihan Anwar dan Arnold Mononutu mendatangi Kota Tidore untuk membujuk Zainal Abidin Sjah agar Papua bergabung dengan Indonesia.
Mereka juga beberapa kali bertemu dan menawarkan hak Tidore terhadap Papua, jika bergabung dengan Indonesia.
Dan hasilnya, 1 mei 1963 Presiden Soekarno ke Tidore, tepatnya Kelurahan Soasio merayakan Kemerdekaan Indonesia.
Berikut daftar 10 nama tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan Nasional 2025, melansir Tribunnews.com.
Abdurachman Wahid (Jawa Timur)
Jenderal Besar TNI Soeharto (Jawa Tengah)
Marsinah (Jawa Timur)
Mochtar Kusumaatmaja (Jawa Barat)
Hajjah Rahma El Yunusiyyah (Sumatera Barat)
Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)
Sultan Muhammad Salahuddin (NTB)
Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)
Tuan Rondahaim Saragih (Sumatera Utara)
Zainal Abidin Syah (Maluku Utara). (*)
(TribunTernate.com/Sitti Muthmainnah)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Resmi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto dan 9 Tokoh Lainnya
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gubernur Sherly Tjoanda ke Istana Hadiri Penganugerahan Sultan Zainal Abidin Syah Pahlawan Nasional
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ternate/foto/bank/originals/Zainal-Abidin-Sjah-profil.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.