Virus Corona
Bos Alibaba, Jack Ma Sumbang Rp 197,28 Miliar untuk Perangi Virus Corona di China
Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba, baru saja memberikan sumbangan besar dalam perang melawan virus corona.
TRIBUNTERNATE.COM - Virus corona memang menjadi momok menakutkan bagi semua orang di belahan dunia.
Melihat negaranya tengah mengalami masalah serius, salah satu taipan bisnis terkemuka dunia dan orang terkaya China baru saja memberikan sumbangan besar dalam perang melawan virus corona.
Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba, memberikan sumbangan US$ 14,4 juta atau Rp 197,28 miliar (dengan kurs Rp 13.700) melalui yayasannya untuk membantu para ilmuwan dalam mengembangkan vaksin untuk melindungi penyakit menular.
Melansir Yahoo Finance, sekitar 40% dari dana tersebut akan dibagi antara dua kelompok, yakni: Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan Akademi Teknik Tiongkok.
Sisanya akan dibagikan kepada para ilmuwan di lembaga-lembaga di seluruh dunia dengan harapan untuk mencapai tujuan yang sama.
"Yayasan Jack Ma akan menguras kemampuan kami untuk memberikan lebih banyak bantuan untuk pengembangan dan pertumbuhan ilmu kedokteran," kata Weibo, badan amal China - yang setara dengan Twitter - dalam sebuah posting pada hari Rabu.
Hanya sehari sebelumnya, perusahaan mengumumkan melalui pernyataan bahwa mereka akan menyisihkan US$ 144 juta untuk membeli pasokan medis untuk kemudian disalurkan ke wilayah episentrum wabah, Wuhan, dan provinsi sekitarnya.
• Nasib Fritz Hutapea Magang di Kantor Ayahnya, Hotman Paris: Rela Pegangin Jas Bapaknya Selama Sidang
• Begini Cara Seorang Guru Geografi Sukses Nikahi Artis Cantik Terkenal, Pasangan Viral Asal Malaysia
Forbes menyematkan predikat pria terkaya China kepada Ma pada tahun lalu.
Prediksi Forbes, nilai kekayaan pribadinya sebesar US$ 42,8 miliar. (Indeks Billionaires Bloomberg menempatkan Ma di nomor 19 dalam daftar orang-orang terkaya di dunia)
Ma membangun kekayaannya melalui Alibaba, situs e-commerce yang memiliki desain dan niat yang sama bila dibandingkan dengan Amazon, yang melayani pasar Cina.
Diprediksi, Alibaba mampu menghasilkan pendapatan senilai US$ 75 miliar pada akhir tahun fiskal pada Maret mendatang.
Ma hanyalah salah satu dari sejumlah individu terkenal dan perusahaan besar yang memberikan donasi untuk memberantas virus corona yang membuat warga dunia panik.
Awal pekan ini, diumumkan bahwa perusahaan barang mewah LVMH dan Kering menyumbangkan lebih dari US$ 3 juta secara gabungan untuk tujuan sama.
Li Lanjuan dari Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan kepada media pemerintah China bahwa para peneliti sudah dekat dengan sebuah terobosan, dan memperkirakan dibutuhkan waktu satu bulan lagi sebelum sampel vaksin pertama siap.
Dengan demikian, diperlukan waktu dua minggu untuk memberikan sampel pemeriksaan menyeluruh dan enam minggu lagi untuk persetujuan pemerintah.
Apa pun jadwal waktunya, itu tidak bisa datang cukup cepat: penyakit ini telah merenggut setidaknya 170 nyawa. (Yahoo Finance)
Update virus corona: Jumlah korban tewas jadi 170, terinfeksi 7.158, terduga 9.000
Jumlah kasus virus korona melonjak menjadi 7.158 di China pada hari Rabu (29/1/2020).
Menurut otoritas kesehatan China, secara total di global, jumlah mereka yang terinfeksi mencapai 7.251. Angka ini sudah mendekati total infeksi di seluruh dunia dalam wabah Sars tahun 2002-03.
Data South Chona Morning Post juga menunjukkan, jumlah korban wabah yang meninggal juga terus meningkat tajam, menjadi 170 hingga Rabu malam. Semua kasus terjadi di China.
Pada bulan lalu, virus corona diyakini berasal dari pasar yang menjual hewan liar di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei di China tengah.
Kasus-kasus infeksi telah bermigrasi ke luar perbatasan China mulai daratan Hong Kong, Makau, Taiwan, AS, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara lain sejak pemerintah China pertama kali melaporkan virus tersebut pada akhir Desember.
Rumit dan berat
Perdana Menteri China Li Keqiang pada hari Rabu menyebut situasi ini rumit dan berat karena beberapa daerah telah melihat peningkatan infeksi yang sangat cepat.
Kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan di hampir setiap provinsi di China. Otoritas kesehatan mengatakan bahwa selain kasus-kasus yang sudah dikonfirmasi, masih ada lebih dari 9.000 kasus yang diduga secara nasional.
Menurut media pemerintah, otoritas kesehatan China merekomendasikan bahwa setelah liburan Tahun Baru Imlek, yang berakhir pada hari Minggu, lembaga pemerintah setempat harus membiarkan karyawan dari kota-kota dengan jumlah kasus terkonfirmasi yang banyak agar bekerja dari rumah daripada meminta mereka datang ke kantor.
• Diperiksa Kejiwaanya sampai Terancam 10 Tahun Penjara, Ini 3 Fakta Tersangka Petinggi Sunda Empire
• Tenaga Tembus 41 Dk! Honda New CBR250RR 2020 Resmi Diluncurkan, Pembaharuan Versi 2019?
Otoritas itu juga mengatakan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk mendorong produsen pasokan medis, seperti masker dan kacamata hitam, untuk melanjutkan produksi secepat mungkin.
Virus dapat ditularkan dari orang ke orang. Dalam satu kasus yang dilaporkan pada hari Rabu, seorang pria Jerman yang tinggal di dekat Munich terkena virus corona dari seorang rekan dari Shanghai yang sedang mengunjungi tempat kerjanya.
Penularan semacam itu diyakini sebagai kasus pertama yang terjadi di Eropa.
Kasus penularan dari orang ke orang juga telah dilaporkan di Jepang, Vietnam dan Taiwan.
Berlomba untuk mengembangkan obat-obatan dan vaksin
Pertemuan kelompok medis terkemuka mengatakan, penelitian tentang vaksin dan obat-obatan harus dipercepat.
Juga pada hari Rabu, media pemerintah mengutip para ilmuwan di tim peneliti virus corona baru dari Chinese Academy of Sciences yang mengatakan mereka telah menemukan antibodi pada pasien yang terinfeksi, dan juga mengidentifikasi obat yang efektif untuk menekan virus.
Tiga obat - Remdesivir, GS-5734, Chloroquine, Sigma-C6628 dan Ritonavir - semuanya "dalam proses otorisasi untuk digunakan pada pasien", menurut surat kabar lokal Hubei Daily.
Para ilmuwan dari China daratan, Hong Kong dan AS semua berlomba untuk menghasilkan vaksin untuk virus corona baru.
Profesor Yuen Kwok-yung, seorang ahli penyakit menular terkemuka dari Universitas Hong Kong, mengatakan tim penelitinya telah mengembangkan vaksin tetapi belum ada batas waktu untuk siap digunakan.
"Kami selalu berbicara tentang waktu yang panjangnya bertahun-tahun untuk vaksin yang akan diperkenalkan dalam skala besar kepada pasien," kata Yuen dalam konferensi pers pada hari Rabu seperti yang dikutip South China Morning Post. (South China Morning Post)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Jack Ma menyumbangkan dana Rp 197,28 miliar untuk memerangi virus corona dan Update virus corona: Jumlah korban tewas jadi 170, terinfeksi 7.158, terduga 9.000