Virus Corona
Najwa Shihab Bertanya ke Quraish Shihab Terkait Ibadah Saat Wabah Corona, Ini Penjelasannya
Najwa Shihab dan ayahnya, Muhammad Quraish Shihab menanggapi soal mengganti Salat Jumat dengan dzuhur sesuai fatma MUI atau Majelis Ulama Indonesia.
TRIBUNTERNATE.COM - Pencegahan menjadi upaya utama mengantisipasi penularan virus corona atau COVID-19, yang kasusnya terus meningkat.
Menyikapi hal itu, Majelis Ulama Indonesia atau MUI telah mengeluarkan fatwa, salah satunya berupa tindakan preventif mengganti Salat Jumat dengan dzuhur.
Salat boleh dilaksanakan di rumah untuk mencegah infeksi COVID-19.
Hal ini rupanya juga dibahas oleh pembawa acara tersohor Najwa Shihab dan ayahnya, Muhammad Quraish Shihab.
Seperti diketahui, Quraish Shihab adalah mantan Menteri Agama di Kabinet Pembangunan VII.
Selain itu, ayah 6 orang anak ini juga dikenal sebagai seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al Qur'an.
Dilansir dari tayangan video YouTube @Najwa Shihab yang diunggah pada Kamis (19/3/2020), terlihat Najwa Shihab bertanya kepada sang ayah perihal polemik ibadah salat yang saat ini diimbau oleh pemerintah untuk dilaksanakan di rumah lantaran merebaknya kasus virus corona di Indonesia hingga di berbagai negara lainnya.
"Menghindari penyebaran virus corona lebih jauh, kita memperbanyak aktivitas di rumah, termasuk beribadah di rumah, dan ini yang menimbulkan pro dan kontra apakah itu dibenarkan? Kita tidak datang ke masjid dan beribadah di rumah saja termasuk salat jumat," tanya Najwa Shihab.
Mendengar pertanyaan sang buah hati, Quraish Shihab pun memberikan penjelasan rinci dan panjang.
Berikut penjelasannya:
• Isolasi Diri, Syahrini Pamer Foto Bareng Reino Barack di Pesawat hingga Helikopter di Depan Rumah
• Ikuti Fatwa MUI, Aa Gym Ajak Umat Muslim Salat di Rumah Cegah Penyebaran Virus Corona
Agama hadir untuk membantu menyelesaikan semua persoalan
Dijelaskan oleh Quraish Shihab, jika semua persoalan yang ada bisa diselesaikan jika agama hadir di dalamnya.
Adapun hasil kesepakatan para ulama, tujuan kehadiran agama di tengah persoalan manusia meliputi minimal 5 dasar.
Antara lain untuk memelihara agama itu sendiri, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara harta benda, dan memelihara keturunan.
"Semua persoalan jika dikaitkan dengan agama maka salah satu hal yang diperhatikan adalah mengapa agama itu hadir. Ulama-ulama sepakat bahwa ada lima minimal, tujuan kehadiran agama: memelihara agama itu sendiri, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara harta benda, dan memelihara keturunan," kata Quraish Shihab.